Lamid, Mirni and Kusriningrum, - Produksi Prebiotik Enzim Lignoselulase Untuk Mendegradasi Dedak Padi dan Suplementasi Spjrulina Sebagai Strategi Formulasi Pakan Ayam Pedaging dan Petelur. Project Report. UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA.

Text (Laporan Penelitian) laporanPenelitian.pdf Download (2MB)

Abstract

Populasi ternak unggas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Data menunjukkan jumlah populasi unggas (baik ayam ras maupun unggas lokal) pada tahun 2010 sebesar 1,4 milyar ekor dan diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 1,5 miliar ekor pada tahun 2011, sehingga menyebabkan kebutuhan pakan unggas juga akan meningkat menjadi 9 juta ton. Oleh karenanya pemerintah melalui kebijakan Menteri Pertanian mencanangkan PTOb'Tam Swasembada Daging pada tahun 2014-2015. Dedak padi bersifat renewable energy sources adalah hasil samping penggilingan padi yang merupakan salah satu penyusun formula pakan unggas (ayam pedaging) yang tersedia dalam jumlah banyak dan harganya relatif murah. Penggunaan dedak padi dalam jumlah besar khususnya dalam ransum unggas pada saat ini belum maksimal sehingga perlu dibatasi. Kendala pemanfaatan dedak sebagai pakan ternak yaitu sebagian besar mengandung serta kasar yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin tinggi. Dinding set dedak padi telah mengalami lignifikasi lanjut membentuk ikatan kompleks dengan lignin. Molekul selulosa dan hemiselulosa merupakan polisakarida dengan ikatan B-1-4-g/icosidic yang sulit dicerna oleh saluran pencernaan unggas, sehingga kecemaan dedak padi menjadi rendah. Keterbatasan pemanfaatan selulosa dan hemiselulosa pada unggas, yaitu unggas tidak memiliki bakteri penghasil enzim lignoselulase. Kelompok enzim lignoselulase dapat memfermentasi selulosa dan hemiselulosa menjadi glukosa dan xilosa melalui proses enzimatis yang mempunyai potensi berguna sebagai pemasok kebutuhan energi bagi peningkatan produktivitas ternak ayam pedaging dan perelur. Penelitian ini secara keseluruhan bertujuan untuk memecahkan masalah rendahnya daya cerna ternak ayam pedaging dan petelur terhadap serat kasar terutama yang berasal dari dedak padi. Permasalahan yang dihadapi yaitu kebutuhan gizi masyarakat tidak cukup untuk mengkonsumsi asam-asam lemak essential. Konsep dasar penyusunan formula pakan ayam pedaging berbasis dedak padi dengan penambahan enzim lignoselulase serta suplementasi spzrulina yang kaya kandungan protein 55-65%, vitamin B-12, chlorophyll, carotenoids. minerals, gamma-linolenic acid (GLA) dan beberapa pigment diharapkan dapat menghasilkan pakan ternak unggas berkualitas, ekonomis sehingga dapat meningkatkan produktivitas ayam pedaging dan petelur , yang meliputi produk daging ayam dan telur yang sehat dan aman dikonsumsi, serta ramah lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : I. Bakteri G6 aktivitas xilanase lebih besar daripada aktivitas enzim selulase, pada bakteri G7 aktivitas xilanase lebih besar daripada aktivitas selulase, 2. Bakteri G6 dan G7 aktivitas xilanase lebih besar dibandingkan aktivitas selulase. Enzim selulase diuji dengan mencampurkan substrat CMC dengan pereaksi DNS, sedangkan enzim xilanase substrat OX. Aktivitas enzim selulase dan xilanse pada bakteri G6 dan G7 berbeda dikarenakan kemampuan menghidrolisis substrat tiap enzim yang dihasilkan oleh bakteri tersebut juga berbeda-beda, 3. Dosis enzim lignoselulase 4 % dapat mendegradasi fraksi serat kasar dan meningkatkan fraksi protein kasar pada dedak padi untuk meningkatkan mutu pakan ternak, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak unggas, 4. Pemberian substitusi dedak padi berenzim lignoselulase dan tepung ikan pada pakan dengan presentase 15% dengan suplementasi spirulina dapat memberikan performace yang baik pada ayam pedaging

Actions (login required)

View Item