PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR KELOR (Moringa olelfera Lamk) TERHADAP JUMLAH SEL TELUR DAN SIKLUS BIRAHI MENCIT BETINA (Mus musculus)

AGUS SUPRIYADI, - (2024) PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR KELOR (Moringa olelfera Lamk) TERHADAP JUMLAH SEL TELUR DAN SIKLUS BIRAHI MENCIT BETINA (Mus musculus). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR KELOR (Moringa oleifera Lamk) TERHADAP JUMLAH SEL TELUR DAN SIKLUS BIRAHI -Agus Supriyadi - ABSTRAK.pdf

Download (613kB)
[img] Text
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR KELOR (Moringa oleifera Lamk) TERHADAP JUMLAH SEL TELUR DAN SIKLUS BIRAHI -Agus Supriyadi.pdf

Download (1MB)
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak akar kelor (Moringa oleifera Lamk) terhadap jumlah sel telur dan sikIus birahi mencit betina. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit betina dengan berat badan 20 - 30 gram. Rancangan percobaan yang digunakan pada pengamatan pola siklus birahi dan jumlah sel telur adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Lima perlakuan tersebut adalah: pemberian suspensi Carboxymethilcellulose (CMC) 0,5% sebagai kontrol (PO), suspensi ekstrak akar kelor dengan. dosis 100 mg/kg bb (PI), suspensi ekstrak akar kelor dengan dosis 150 mglkg bb (P2), suspensi ekstrak akar kelor dengan dosis 200 mgikg bb (P3), suspensi ekstrak akar kelor dengan dosis 250 mg/kg bb (P4), yang diberikan secara oral setiap hari selama sepuluh hari. Hasil penelitian menunjukkan, pemberian ekstrak akar kelor terhadap jumlah sel telur tidak berpengaruh nyata (p > 0,05). Sedangkan pemberian ekstrak akar kelor berpengaruh sangat nyata (p < 0,0 I) terhadap perpanjangan peri ode proestrus, memperpendek periode estrus dan berpengaruh nyata terhadap (p < 0,05) metestrus. Tetapi tidak berpengaruh nyata (p > 0,05) terhadap periode diestrus. lumlah sel telur terendah pada dosis 250 mgikg bb (P4). Periode proestrus terpanjang ( dengan uji BNT ) terdapat pada dosis 200 mgikg bb (P3) diikuti dosis 150 mg/kg bb (P2) dan dosis 250 mgikg bb (P4). Periode estrus kemunculan terkecilnya pada dosis 250 mgikg bb (P4), 200 mglkg bb (P3) dan 150 mglkg bb (P2). Sedangkan untuk peri ode metestrus kemunculan terkecilnya pada dosis 200 mgikg bb (P3), 150 mg/kg bb (P2) dan 250 mgikg bb (P4).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: MORINGA OLEIFERA LAMK
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
AGUS SUPRIYADI, -NIM069712485
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
UNSPECIFIEDSri Pantja Madyawati, -NIDN0010026308
UNSPECIFIEDE. Bimo AH, -NIDN0020096605
Depositing User: Dewi Puspita
Date Deposited: 13 Mar 2024 02:59
Last Modified: 13 Mar 2024 02:59
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/131332
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item