Prima Sulthonul Hakim, -
(2024)
Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diet Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di Instalasi Hemodialisis RSU Dr. Soetomo Surabaya: Penelitian Cross Sectional.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Prevalensi dari penyakit ginjal kronik secara umum didefmisikan sebagai penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal yang irreversible, dan memiliki angka kejadian lebih tinggi dibandingkan penyakit ginjal stadium ak:hir atau terminal. Sekarang ditemukan > 300.000 pasien menderita penyakit ginjal kronik di negara Amerika Serikat. Di negara negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 40 - 60 kasus perjuta penduduk per tahunnya, selain itu mahalnya tindak:an hemodialisis masih merupak:an masalah besar dan diluar jangkauan sistem kesehatan. Survei Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan, 12,5% dari populasi mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta penduduk. Di seluruh dunia tahun 2005 ada 1, 1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang (YGDI, 2009). Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pasien dengan penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis tiap tahun terus meningkat. Pada tahun 2005 tercatat 4.145 pasien cuci darah, tahun 2007 jumlahnya meningkat sebesar 87% dan pada tahun 2008 jumlah pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialiais juga mengalami kenaikan sebanyak 12% dari tahun sebelumnya. (Santoso, 2008). Menurut penelitian yang pemah dilakukan Kusumo pada tahun 2009 terhadap 124 pasien hemodialisis, ditemukan adanya pasien yang tidak mematuhi diet yang telah ditentukan, terdapat 36,3% pasien dengan status gizi kurang dan 8,1% mempunyai status gizi berlebih. Pada bulan September sampai November 2010, Dari 300 pasien yang menjalani HD, 26% pasien menjalani HD lx/5hari dan ada sekitar 2% yang jadwal hemodialisinya berubah salah satu penyebabnya adalah diet yang tidak sesuai.
Actions (login required)
|
View Item |