Ariffin
(2001)
Respon Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Terhadap Kekurangan Air Dan Upaya Meningkatkan Ketahanan Tanaman Pada Kondisi Kekeringan.
Disertasi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Kacang hijau merupakan kelompok tanaman kacang-kacangan yang mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Permintaan setiap tahun terus meningkat ratarata 6.37%, sedangkan laju pertambahan produksi rata-rata hanya 5.17%. Pad a akhir Pelita VI produksi kacang hijau sebanyak 401.000 ton, dan total kebutuhan nasional sebesar 720.000 ton/tahun, berarti kekurangannya sebesar 44%. Penyebab rendahnya produksi kacang hijau antara lain 65% luas areal tanaman kacang hijau diusahakan pada lahan kering dan 35% diusahakan pad a lahan sawah yang beririgasi pada musim kemarau. Kendala yang dihadapi di lahan kering antara lain persediaan air terbatas sangat bergantung pada curah hujan, dan produktivitas lahannya relatif rendah. Akibat terbatasnya ketersediaan air di dalam tanah, maka umumnya produksi tanaman relatif rendah. Untuk itu upaya untuk meningkatkan produktivitas maupun produksi terus diperjuangkan melalui rekayasa agronomis dan fisiologis tanaman pada lahan kering yang kekurangan air. Hasil penelitian menemukan bahwa tiga kultivar tanaman kacang hijau yang tercekam kekurangan air ternyata mempunyai respon yang berbeda. Kultivar Walet merupakan salah satu kultivar kacang hijau yang mempunyai ketahanan terhadap cekaman kekurangan air paling rendah dibanding Sriti maupun lokal, yaitu pada kondisi ketersediaan air hanya 100 mm/musim ketahanan hasil kultivar Walet hanya 17%, Sriti = 21% dan lokal = 33%. Tetapi kultivar ini mempunyai potensi hasil biji paling tinggi dibanding tiga kultivar yang lain, yaitu 17.5% lebih tinggi dari kultivar Sriti dan 44.9% lebih tinggi dibanding kultivar lokal.
Actions (login required)
|
View Item |