Fitri Cahyani Siregar, - (2023) Laporan Magang By Design Fkm Unair Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika Jakarta Analisis Faktor Iklim (Suhu, Kelembapan, Dan Curah Hujan) Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kota Depok. Technical Report. UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA.
Text (Fulltext)
49. Laporan Magang_Fitri Cahyani SIregar_102011133253.pdf Download (10MB) |
Abstract
Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Suhu udara rata-rata di Kota Depok dari tahun 2018 – 2022 masih termasuk ke dalam kategori normal yaitu sebesar 26,5OC, yang mana suhu tersebut juga merupakan suhu yang sesuai dengan suhu yang dibutuhkan oleh nyamuk Aedes aegypti untuk dapat berkembang biak. Suhu udara rata-rata di Kota Depok pada tahun 2018 sebesar 26,67OC, tahun 2019 sebesar 26,87OC, tahun 2020 sebesar 26,52OC, tahun 2021 sebesar 26,24OC, dan tahun 2022 sebesar 26,19OC. Suhu udara rata-rata tertinggi di Kota Depok terdapat pada tahun 2019 dan suhu udara rata-rata terendah pada tahun 2022. Meskipun demikian, suhu tersebut juga tetap masih sesuai dengan suhu yang dibutuhkan oleh nyamuk Aedes aegypti untuk dapat berkembang biak. Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan-bulan yang termasuk ke dalam musim kemarau, yaitu Bulan Mei, Bulan September, dan Bulan Oktober. Suhu udara rata-rata tertinggi selama 5 tahun (2018 – 2022) di Kota Depok selalu berada di Kecamatan Cinere dengan rata-rata suhu udara selama 5 tahun sebesar 26,85 OC. 2. Kelembapan udara rata-rata di Kota Depok dari tahun 2018 – 2022 termasuk ke dalam kategori lembab yaitu sebesar 81,4%, yang mana kelembapan tersebut juga merupakan kelembapan yang sangat sesuai dengan kelembapan yang dibutuhkan oleh nyamuk Aedes aegypti untuk dapat berkembang biak. Kelembapan udara rata-rata di Kota Depok pada tahun 2018 sebesar 79,4%, tahun 2019 sebesar 78,2%, tahun 2020 sebesar 82,7%, tahun 2021 sebesar 83,2%, dan tahun 2022 sebesar 83,6%. Kelembapan udara rata-rata tertinggi di Kota Depok terdapat pada tahun 2022 dan kelembapan udara rata-rata terendah pada tahun 2019. Meskipun demikian, kelembapan tersebut juga tetap masih sesuai dengan kelembapan yang dibutuhkan oleh nyamuk Aedes aegypti untuk dapat berkembang biak. Kelembapan udara tertinggi terjadi pada bulan-bulan yang termasuk ke dalam musim hujan, yaitu Bulan Februari. Kelembapan udara rata-rata tertinggi selama 5 tahun (2018 – 2022) di Kota Depok selalu berada di Kecamatan Cipayung dengan rata-rata kelembapan udara sebesar 81,75%. 3. Curah hujan rata-rata di Kota Depok dari tahun 2018 – 2022 termasuk ke dalam kategori rendah yaitu sebesar 6,85 mm, maka dari itu curah hujan tersebut tidak sesuai dengan curah hujan yang dibutuhkan oleh nyamuk agar dapat berkembang biak. Curah hujan rata-rata di Kota Depok pada tahun 2018 sebesar 5,82 mm, tahun 2019 sebesar 5,75 mm, tahun 2020 sebesar 8,1 mm, tahun 2021 sebesar 7,6 mm, dan tahun 2022 sebesar 7 mm. Curah hujan rata-rata tertinggi di Kota Depok terdapat pada tahun 2021 dan curah hujan rata-rata terendah pada tahun 2019. Curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan-bulan yang termasuk ke dalam musim hujan, yaitu Bulan Januari, Bulan Februari, dan Bulan November. Curah hujan rata-rata tertinggi selama 5 tahun (2018 – 2022) di Kota Depok selalu berada di Kecamatan Cilodong dengan rata-rata curah hujan sebesar 7,17 mm. 4. Jumlah kasus DBD di Kota Depok dari tahun 2020 – 2022 sebanyak 6.653 kasus, dengan rata-rata kasus pada tahun 2020 sebanyak 10 kasus, tahun 2021 sebanyak 24 kasus, dan tahun 2022 sebanyak 17 kasus. Jumlah kasus tertinggi di Kota Depok terdapat pada tahun 2021 dan terendah pada tahun 2020. Jumlah kasus DBD rata-rata tertinggi selama 3 tahun (2020 – 2022) di Kota Depok terdapat di Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Beji, dan Kecamatan Sukmajaya. 5. Pada tahun 2019 merupakan tahun dimana di Kota Depok suhu udara rata-ratanya tertinggi, kelembapan udara rata-ratanya terendah, dan curah hujan rata-ratanya terendah. Selain itu, kelembapan udara tertinggi dan curah hujan tertinggi di Kota Depok terjadi pada bulan-bulan yang sama. Hal ini menandakan bahwa terdapat keterkaitan antara suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan. 6. Siklus tahunan yang terjadi antara kasus DBD dengan masing-masing faktor iklim (suhu, kelembapan, dan curah hujan) hampir setiap tahun memiliki pola yang sama. Adapun pola yang dimaksud terbagi menjadi 2, yaitu ketika suhu, kelembapan, atau curah hujan meningkat maka kasus DBD juga ikut meningkat bersamaan dan ketika suhu, kelembapan, atau curah hujan meningkat maka kasus DBD juga ikut meningkat tetapi di bulan setelah suhu, kelembapan, atau curah hujan meningkat. 7. Suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan tertinggi yang terdapat di beberapa kecamatan di Kota Depok tidak sama dengan jumlah kasus DBD tertinggi yang terdapat di beberapa kecamatan di Kota Depok. Hal ini bukan berarti menandakan tidak ada keterkaitan antara suhu, kelembapan, dan curah hujan dengan jumlah kasus DBD di Kota Depok. Akan tetapi kemungkinan kasus DBD yang ada di kecamatan di Kota Depok dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain iklim.
Item Type: | Monograph (Technical Report) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | Magang,Iklim,Suhu, Kelembapan, Dan Curah Hujan,Demam Berdarah Dengue | ||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA791-954 Medical geography. Climatology. Meteorology | ||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Magister Kesehatan Lingkungan | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Nurma Harumiaty | ||||
Date Deposited: | 24 Mar 2024 13:25 | ||||
Last Modified: | 24 Mar 2024 13:25 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/132431 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |