EVA YULlYANTI, - (2012) PENGEMBANGAN KEPERAWATAN PADA BALITA SAKIT BERDASARKAN MODEL KEPERAWATAN COMMUNITY AS PARTNER Dr UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARjO. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text
10. PENGEMBANGAN KEPERAWATAN PADA BALITA SAKIT.pdf Download (8MB) |
Abstract
Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental spiritual, dan sosial. Merujuk pada kebijakan umum pembangunan kesehatan nasional, upaya penurunan angka kematian bayi dan balita merupakan bagian penting dalam Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) yang antara lain dijabarkan dalam Visi Anak Indonesia 2015 untuk menuju anak Indonesia yang sehat. Strategi nasional bagi upaya penurunan kematian bayi dan balita adalah pemberdayaan keluarga, pemberdayan masyarakat, meningkatkan kerja sarna dan koordinasi lintas sektor, dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak yang komprehensif dan berkualitas (UNDP, 2004). Pelayanan Sosial Asuhan Balita Sosial Sidoarjo merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur yang merawat balita terlantar. Berdasarkan observasi peneliti dari buku kunjungan rumah sakitJ puskesmas, kejadian sakit pada balita di UPT tersebut pada 5 Maret 2012 mencapai 75,06% dari 41 balita dengan kasus ISPA dan hanya4,81% saja balita yang dinyatakan sehat. Pelayanan panti kesejahteraan sosial di Indonesia cenderung masih konvensional dalam arti pelayanan yang diberikan masih bersifat rutin dan belum dapat disesuaikan dengan tuntutan kekinian (Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, 2010). Hal tersebut merupakan penyebab asuhan keperawatan dalam lingkup manajemen panti sosial belum dapat berkembang. Fokus utama dari keperawatan kesehatan komunitas tidak hanya individu, narnun juga keluarga dan masyarakat. Tugas utama seorang perawat komunitas adalah meningkatkan kesehatan populasi (Lundy & Janes, 2009). Peran perawat membantu komunitas untuk mencapai, mempertahankan, dan mempromosikan kesehatan, sehingga komunitas mampu berespon positif terhadap stressor (Anderson dan McFarlane, 2010). Untuk mengidentifikasi kapasitas dan kebutuhan komunitas diperlukan pengkajian komunitas melalui proses pengumpulan dan analisis infonnasi dan data (Callandrella, 2006). Community as Partner yang didasarkan pada Neuman's model digunakan untuk pengkajian di komunitas (Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002). Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas, analisis dan diagnosa, perencanaan, implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Penelitian ini menggunakan pendekatan model Community as Partner dalam menganalisis stressor yang berhubungan dengan kejadian sakit pada balita di UPT. PSAB Sidoarjo. Menggunakan teknik total sampling dengan kriteria inklusi 1) balita berusia ~ 2 bulan, 2) balita penghuni tetap panti, bukan titipan harian dan kriteria eksklusi 1) balita baru yang datang dalam keadaan sakit, maka didapatkan besar sampel 36 balita. Penelitian ini merupakan penelitiap observatif : deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Variabel dalam penelitian ini 1) stressor karakteristik internal (demografi, sejarah), 2) stressor lingkungan eksternal (lingkungan fisik, rekreasi, komunikasi), 3) garis pertahanan dan 4) kejadian sakit. Instrumen yang digunakan merupakan hasil modifikasi peneliti dari instrumen windshield survey yang telah disesuaikan dengan kondisi populasi penelitian. Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengkajian faktor stressor, garis pertahanan dan kejadian sakit kemudian dilakukan analisis hubungan faktor stressor dan garis pertahanan dengan kejadian sakit melalui crosstab. Diagnosa keperawatan komunitas prioritas dan rencana intervensi berdasarkan kebutuhan dan sumber daya yang dimilki panti disusun melaluifocus group discussion dari tim pengelola panti dengan mengacu dari basil analisis statistik. Lingkungan fisik merupakan stressor yang berpengaruh besar terbadap kejadian sakit disusul kegiatan rekreatif (tempat, alat dan intensitas bennain) dan komunikasi (intensitas berkumpul dengan balita lain! pengasuh), sebingga diperlukan upaya pencegaban primer, sekunder dan tersier guna memodifikasi stressor sehingga memperkuat garis pertahanan dan menurunkan kejadian sakit. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan komitmen dari para pimpinan panti maupun staf untuk dapat membawa panti ke arab perubahan yang lebih baik melaIui tindakan pencegaban berdasarkan rencana intervensi keperawatan yang telah disusun.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | COMMUNITY AS PARTNER, STRESSOR | ||||
Subjects: | R Medicine > RT Nursing > RT89-120 Specialties in nursing | ||||
Divisions: | 13. Fakultas Keperawatan > Magister Keperawatan | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Dewi Puspita | ||||
Date Deposited: | 10 Dec 2024 02:25 | ||||
Last Modified: | 10 Dec 2024 02:25 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/134468 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |