Rina Martiara
(2009)
Cangget Lampung: Kajian Nilai Dan Identitas Budaya.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Tulisan ini mengupas cangget sebagai simbol ekspresi budaya orang Lampung guna memahami nilai budaya dan identitas budaya Lampung. Cangget secara sempit diartikan sebagai tari yang dilakukan oleh gadis-gadis putri para pemimpin adat (penyimbang) pada upacara perkawinan (begawi), namun secara luas ia berarti upacara perkawinan adat itu sendiri. Cangget dilaksanakan sebagai ungkapan kegembiraan masyarakat atas berlangsungnya perkawinan, terlebih bila yang menikah adalah anak sulung laki-laki yang keluarganya akan menjadi pusat pemerintahan kerabat adat. Sebagai ungkapan kegembiraan tersebut seluruh masyarakat berkumpul di balai pertemuan adat (sesat) dan menari bersama.
Apa yang disebut seni pertunjukan oleh masyarakat Lampung umumnya selalu terkait dengan sebuah peristiwa adat, bahkan merupakan peristiwa adat itu sendiri. Oleh karenanya orang mungkin akan bertanya apakah cangget adalah sebuah peristiwa 'pertunjukan' atau peristiwa ‘perkawinan'. Pada masyarakat Lampung keduanya ini tidak bisa dipisahkan. Pertunjukan cangget merangkai semua peristiwa adat (perkavvinan) yang berlangsung di dalamnya, sebaliknya peristiwa keadatan (perkawinan) merupakan peristiwa pertunjukan (cangget) itu sendiri. Cangget dipertunjukkan karena adanya perkawinan adat, dan sahnya sebuah perkawinan adat mengharuskan kehadiran cangget di dalamnya. Fungsi cangget adalah pengesah dari sebuah siklus kehidupan, yang bagi orang Lampung siklus hidup yang terpenting adalah perkawinan. Perkawinan menyebabkan perubahan kedudukan seseorang di masyarakat adatnya, dengan melahirkan seorang pemimpin baru, seorang penyimbang yang akan memimpin keluarga batihnya dan berhak berbicara sebagai wakil keluarga dalam lembaga adat tertinggi, --porwatin (lembaga permusyawarahan penyimbang)--serta berhak memakai segala atribut adat.
Actions (login required)
|
View Item |