Hana Eliyani, drh., M.Kes, - and Dr. Poedji Hastutiek, drh., M.Si., - (2015) EFlKASI FORMULASI SALEP CRUDE EKSTRAK DAUN PERMOT (Passiflorafoetida Linn.) SEBAGAI TERAPI SCABIOSIS PADA KELINCI. Laporan Magang thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (FULLTEXT)
12. 195807141985032003.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
"Scabiosis merupakan penyakit kudis yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Penyakit kulit yang bersifat kronik, sulit disembuhkan dan prevalensinya cukup tinggi di Indonesia. Kelinci merupakan salah satu jenis ternak yang diharapkan dapat menunjang program pemerintah dalam mencapai target produksi daging sebesar 8,1 kg/kapita/tahun. Kelinci yang dipelihara dalam kondisi tidak higienis dan berkondisi buruk merupakan faktor predisposisi bagi scabiosis. Penyakit ditandai dengan iritasi, kerontokan bulu, kulit yang menebal dan terbentuknya keropeng sehingga tampak menjijikkan, ternak akan sulit dijual, bahkan akan tidak berharga lagi karena orang enggan mengkonsumsinya dan bila tidak diobati, maim dalam waktu 3 bulan kelinci akan coati. Penyakit ini bersifat zoonosis, sehingga cukup meresahkan petemak yang memeliharanya. Indonesia memiliki banyak tanaman yang dapat dipakai sebagai bahan obat, tetapi hanya sedikit yang telah diteliti baik mengenai kandungan yang berkhasiat maupun efek fammkologinya. Oleh karena itu sangatlah penting men22alakkan penelitian mengenai bahan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Penggunaan obat modern/paten pada temak cukup memberatkan bagi peternak, hal ini disebabkan mahalnya harga obat tersebut, sulit diperoleh di pedesaan, menimbulkan polusi dan cara pemakaiannya tidak gampang dilakukan oleh peternak. Terlebih lagj penyakit Scabiosis pada kelinci memerlukan pengobatan berulang. Indonesia memiliki banyak tanaman yang dapat dipakai sebagai bahan obat, tetapi hanya sedikit yang telah diteliti baik mengenai kandungan yang berkhasiat maupun efek farmakologinya. Oleh karena itu sangat penting menggalakkan penelitian mengenai bahan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Penggunaan obat modern/paten pada temak cukup memberatkan bagi peternak, hal ini disebabkan mahalnya harga obat tersebut, sulit diperoleh di pedesaan, menimbulkan polusi dan cara pemakaiannya tidak gampang dilakukan oleh peternak. Terlebih lagi penyakit Scabiosis pada kelinci memerlukan pengobatan berulang Tanaman Permot (Passiflora foetida Linn.) ini merupakan sumber daya alam hayati yang tumbuh liar dan banyak diperoleh di Indonesia. Tanaman Permot mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan terpenoid, yang dapat membunuh serangga juga bersifat sebagai antibiotik, antioksidan dan antiseptik yang dapat pernacu penyembuhan kerusakan kulit. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman Permot mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui efikasi formulasi salep crude ekstrak daun Permot (P. foetida) yang bersifat sebagai bioacarisida terhadap Sarcoptes scabiei pada kelinci.2. Memanfatkan crude ekstrak daun Permot (P. foetida) yang bersifat sebagai bioacarisida sebagai bahan dasar terapi scabiosis Metode penelitian secara eksperimental laboratorik dengan melakukan ekstraksi dan isolasi daun Permot (P. foetida) menggunakan pelarut n-hexana, Uji efikasi formulasi salep crude ekstrak daun Permot (P. foetida) sebagai terapi scabiosis pada kelinci. Hewan coba yang digunakan adalah kelinci yang menderita scabiosis secara alami sebanyak 16 ekor dibagi secara acak menjadi 4 perlakuan dengan ulangan sebanyak 4. Kontrol (PO), P1 kelompok hewan scabiosis diobati dengan salep crude ekstrak daun Permot konsentrasi 5% ; P2 (10%) ; P3 (15%). Terapi dilakukan pada hari 0 ; 1 ; 2 ; 3 ; 4; 5 secara topikal. Uji Efikasi diamati dari 1. Penurunan jumlah tungau Sarcoptes scabiei yang ada dan basil scraping kulit yang secara klinis menderita scabiosis. Keberhasilan terapi dilihat dari menurunnya jumlah tungau/tidak ditemukannya tungau setelah perlakuan, 2. Perubahan klinis permukaan kulit yang terserang scabiosis kearah penyembuhan. Data berupa skor dianalisis menggunakan uji Multivariat Adaptive Regresi Splite (MARS) untuk mengistimasi konsentrasi dan waktu penyembuhan, dilakukan dengan program komputer Statistic Product Service Solution (SPSS) for window. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 5 hari pemberian salep crude ekstrak daun Permot pada konsentrasi 5%, 10% dan 15% tungau tidak ditemukan dari hasil scraping. Kelinci scabiosis setelah pemberian salep crude esktrak daun Permot pada hari ketiga, kelinci menunjukkan keadaan mulai membaik, krusta berkurang dan bulu mulai tumbuh. Pada konsentrasi 15 % proses penyembuhan lebih baik dibanding konsentrasi 5 % dan 10 %."
Item Type: | Thesis (Laporan Magang) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | Passiflora foetida, efikasi, scabiosis, kelinci, alkaloid. | ||||||
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine | ||||||
Divisions: | 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar | ||||||
Creators: |
|
||||||
Depositing User: | Jadik jdkyanto Wijayanto | ||||||
Date Deposited: | 01 Feb 2025 06:25 | ||||||
Last Modified: | 01 Feb 2025 06:25 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/135510 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |