RYMA ALISTA SARI, 121011083 (2014) OEDIPUS COMPLEX TOKOH ENRICO DALAM NOVEL CERITA CINTA ENRICO KARYA AYU UTAMI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2015-sarirymaal-34776-7.abstr-k.pdf Download (63kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2015-sarirymaal-34776-1.FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (649kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memaknakan secara psikologis oedipus complex tokoh Enrico dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami. Artinya, penelitian ini menitikberatkan pada permasalahan kepribadian tokoh Enrico sehingga menguak permasalahan kejiwaan di balik itu. Objek penelitian ini dipilih karena secara tidak langsung fenomena yang dihadirkan dalam novel karya Ayu Utami sebagaian besar dialami atau ditemui di kehidupan nyata, sehingga secara fiksi tokoh Enrico dihadirkan sebagai sosok tokoh yang mencerminkan respon kehidupan nyata. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah psikologi sastra dengan memanfaatkan teori psikoanalisa Sigmund Freud. Sumber data penelitian ialah novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami. Data penelitian berwujud kata, ungkapan, dan kalimat yang terdapat dalam novel tersebut. Data penelitian juga dianalisis melalui cara menginterpretasi dengan pemanfaatan teori yang diuraikan sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) identifikasi oedipus complex tokoh Enrico mengurai kepribadian tokoh Enrico pada alur dan latar kehidupannya sebagai anak laki-laki dalam keluarga di lingkungan tangsi militer, merupakan kepribadian labil. Kepribadian yang juga menguraikan bahwa di balik itu tersembunyi oedipus complex permasalahan kejiwaan, sehingga Enrico tidak dapat lepas dari bayangan tokoh ibu pada masa lalu selama perjalanan hidupnya sampai usia dewasa dan menandakan kestatisan perkembangan. 2) Hal yang dapat dimaknai adalah seorang anak kehilangan dunianya disebabkan oleh kehendak orang dewasa, sehingga menjadi sinyal bahaya untuk masa depan karena tidak dapat lepas dari bayangan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan kedewasaan dalam memaknai kehendak dan perasaan, sebaiknya dimiliki dengan porsi-porsi yang seimbang antara satu sama lainnya. Keseimbangan dalam hal itu bermanfaat untuk menyelaraskan kehidupan antar sesama makhluk hidup maupun dengan Tuhan, karena suatu jiwa tidak hidup dalam lingkup lingkungan internal saja dan agar tidak menjadi sinyal bahaya untuk proses perjalanan kehidupan pelakunya sendiri.

Actions (login required)

View Item