NANANG SUBEKTI, 070116596 (2006) PERAN VATIKAN SEBAGAI MORAL POWER DALAM POLITIK INTERNASIONAL. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2006-subektinan-1236-fishi1-k.pdf Download (320kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-subektinan-1236-hi_18_06.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Perjanjian Westphalia yang mengakhiri konflik agama selama tiga puluh tahun, menghasilkan sistem internasional modem yang mengakui kedaulatan negara bangsa sebagai aktor utama dalam politik internasional. Gereja yang pada waktu sebelumnya sebagai pusat perpolitikan di Eropa sekarang harus dipisahkan oleh pemerintahan sekuler. Vatikan sebagai sebuah negara yang berdaulat diakui oleh pemerintah Italia melalui Traktat Lateran pads tahun 1929. Dengan kesepakatan Baru ini, Vatikan memasuki babak bare dalam politik internasional, bukan hanya sebagai pusat agama Katolik Roma tetapi juga sebagai sebuah negara yang berdaulat. Selama abad keduapuluh dunia mengalami berbagai peristiwa mulai dari Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin dan Era Pasca Perang Dingin yang sarat dengan konflik. Sebagai negara kecil sekaligus sebagai pusat agama Katolik dunia, Vatikan memainkan perannya sebagai moral power. Sebuah peran yang menuntut penegakan nilai-nilai moral yang menyangkut kemanusiaan dan perdamaian. Vatikan melalui Paus, dan pars pejabat Vatikan aktif meny+narakan pesan-pesan moral ke seluruh dunia. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan penelitian bagaimana Vatikan menjalankan moral powernya dalam politik internasional. Dengan demikian penelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan politik internasional secara umum, menggambarkan, posisi Vatikan dalam politik internasional dan kemudian menjelaskan instrumen-instrumen yang digunakan untuk menjalankan moral power Vatikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan realis yang memandang politik internasional sebagai sebuah perjuangan untuk power (struggle for power). Dalam konteks relasi power, moralitas dapat dipahami sebagai pembatas natiomal power. Penelitian ini juga menggunakan konsep power untuk menjelaskan moral power sebagai bagian dari power terutama dalam bentuk soft power yang dapat dijalankan melalui pengaruh (influence) melalui cara-cara simbolik, diplomatik dan persuasif Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggambarkan dinamika politik internasional menurut alur sejarah terutama sejak negara Vatikan berdiri tahun 1929 hingga tahun 2005 ketika penelitian ini dilakukan yang dibagi menjadi tiga periode waktu yakni pada masa Perang Dunia II, masa Perang Dingin, dan pasta. Perang Dingin. Dari basil penelitian ini dapat diketahui bahwa Vatikan menjalankan peran sebagai moral power sejak Perang Dingin dan dilanjutkan hingga pasca perang dingin. Pada Perang Dunia II justru Vatikan mendukung agresi kekuatan Fasis dan belum menjalankan perannya sebagai moral power. Vatikan menggunakan caracara simbolik, persuasif, dan diplomatik sebagai instrumen untuk menjalankan pengaruh moral powernya dalam politik internasional.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis.HI.18/06 Sub p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | WORD POLITICS; MORALE | ||||||
Subjects: | J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations > JZ1305-2060 Scope of international relations. Political theory. Diplomacy | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Hatra Iswara | ||||||
Date Deposited: | 23 May 2006 12:00 | ||||||
Last Modified: | 09 Jul 2017 19:16 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/14750 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |