INGGIT GANARSIH, 070116430 (2006) REPRESENTASI SEKSUALITAS DALAM NOVEL NAYLA ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PREPRESENTASI SEKSUALITAS DALAM NOVEL; NAYLA; KARMA DJENAR MAESA AYU. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) 19. Abstrak Fis K 46-06 Gan r.pdf Download (320kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-ganarsihin-3124-fisk46-6.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Seksualitas dalam sastra merupakan suatu fenomena yang cukup popular beberapa tahun belakangan. Penulis perempuan banyak membicarakan masalah perempuan dan seksualitas perempuan. Yang jelas, salah satu kesamaan dari sisi feminisme para novelis perempuan ini adalah keberanian mereka dalam mengemas cinta dan seks dalam bungkus yang benar-benar berbeda. Mereka berani melawan tabu yang selama ini menjadi magma terpendam pada masyarakat yang sarat dengan konveksi-konveksi budaya. Seksualitas menarik untuk dibicarakan karena justru melanggar kenormalan dalam masyarakat tradisional. Melalui perlawanan terhadap tabu ini, para penulis perempuan meretas fenomena kekerasan terhadap perempuan, terutama dalam hal seks dan seksualitas. Salah satu penulis perempuan yang cukup fenomenal dalam membicarakan seks dan seksualitas adalah Djenar Maesa Ayu. Djenar telah menulis beberapa buku, yaitu Semua Bilang Saya Monyet, Jangan Main-Main dengan Kelaminmu, Nayla, dan yang paling baru adalah Cerita Cinta tentang Cerita Cinta Pendek. Nayla adalah novel pertama Djenar. Didalam novel ini Djenar menceritakan tentang perjalan hidup seorang anak perempuan bernama Nayla. Nayla mengalami kekerasan dan pelecehan seksual ketika dia masih kecil. Lewat pelariannya, Nayla bekerja sebagai lighting disebuah diskotik, dan disinilah dia bertemu dengan Juli, seorang perempuan yang akhirnya dipilih menjadi kekasihnya. Semakin Nayla dewasa Nayla semakin mempunyai pemikiran akan berbagai hal khususnya masalah ketidak adilan yang diciptakan masyarakat untuk kaum perempuan, dan dia menuangkannya lewat tulisan-tulisan yang dia buat. Berbagai macam masalah seksualitas dan ketidak adilan gender tercermin dalam novel ini. Peneliti ingin mengetahui "bagaimana penggambaran seksualitas dalam novel Nayla" melalui tokohnya Nayla. Dalam menganalisa seksualitas dalam novel Nayla, peneliti menggunakan metode Critical Discourse Analysis, dengan pendekatan dari Van Dijk. Ada tiga hal yang menjadi karakteristiknya, yaitu teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Teknik peengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui data primer dan data sekunder. Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari novel "Nayla" dan apa raja yang mempengarahi terciptanya novel tersebut. Sedangkan data sekunder diperoleh dari referensi atau literatur, baik yang berasal dari internet ataupun majalah. Berdasarkan seluruh uraian analisis dan interpretasi data, peneliti menyimpulkan seksualitas yang digambarkan dalam novel "Nayla", yaitu kekerasan dan pelecehan seksual, memilih menjadi lesbian, kebencian terhadap laki-laki, dan mitos laki-laki yang menyesatkan perempuan. Kesimpulan tersebut berdasarkan teks yang ada dalam novel "Nayla". Sedangkan konteks sosial dapat disimpulkan bahwa budaya yang ada di Indonesia sarat akan ketidakadilan seksualitas bagi perempuan dan hal inilah yang membuat Djenar sebagai seorang penulis ingin mendobrak tabu yang selama ini diciptakan oleh masyarakat. Dan kognisi sosial yang ada dalam novel ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan Djenar sebagai seorang penulis sangat berpengaruh dalam keterbukaannya dalam menulis tema-tema seksual.

Actions (login required)

View Item