Qori Mughni Kumara, 070417448 (2008) STRUKTUR KOMUNIKASI PENGUSAHA MEBEL TERHADAP ADOPSI INOVASI GERINDA ( Analisis Jaringan Komunikasi Masyarakat Home Industri Mebel Desa Gading, Winongan, Pasuruan, terhadap Adopsi Inovasi Gerinda). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-kumaraqori-8966-abstract-8.pdf Download (348kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) 15161.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Inovasi-inovasi pembangunan pada era orde baru, masuk ke dalam masyarakat melalui agen-agen pembangunan, melalui proses otoritatif atau bersifat top down. Berbeda dengan hal tersebut, dalam masyarakat home industri mebel Desa Gading, inovasi penggunaan gerinda ini, justru berasal dari kreativitas para pengusahanya. Alat gosok listrik (gerinda) ini adalah sebuah alat yang mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja. Akan tetapi, sebagai sebuah inovasi baru, kehadiran alat ini tentu tidak langsung diterima atau ditolak begitu saja. Terdapat proses sharing informasi dan konfirmasi diantara pengusaha mebel yang memiliki karakteristik yang cukup homogen dalam hal: agama (islam); kedekatan tempat tinggal, hubungan kekerabatan yang tinggi; sebelum melakukan adopsi inovasi gerinda tersebut. Dalam penelitian ini, perumusan masalah yang ingin dicari adalah,"Bagaimanakah struktur komunikasi pengusaha mebel terhadap adopsi inovasi gerinda?" unit analisisnya adalah hubungan interpersonal pada tingkat: personal; diadik; klik dan sistem. Adapun teori yang digunakan adalah teori difusi inovasi dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi sebagai metodenya. Pada tingkatan personal, jaringan komunikasi pengusaha mebel Desa Gading yang terdiri dari 25 orang respondn didapatkan: 20 orang sebagai anggota jaringan, 5 orang pemencil (isolates). Terdapat 5 orang responden sebagai pemuka pendapat, baik di tingkat klik, maupun sistem karena dipilih oleh individu lain, melebihi rata-rata pilihan hubungan diantara individu lainnya, memiliki tingkat SSE yang tinggi; serta memiliki jaringan komunikasi personal yang luas. Dalam jaringan komunikasi ini, juga terdapat 5 buah bridge, 4 diantaranya merupakan pemuka pendapat, serta hanya terdapat seorang liaison. Pada tingkatan diadik, karakteristik masyarakat yang cukup homogen ternyata berpengaruh terhadap tingginya pilihan hubungan komunikasi dengan memilih 3 individu lain sebagai pasangan komunikasinya dengan frekuensi hubungan lebih banyak dilakukan kurang dari seminggu sekali, serta tingkat proksimitas hubungan komunikasi yang tinggi. Sementara itu pada tingkatan klik, dalam jaringan komunikasi ini terbentuk 4 buah klik. Di mana, para pemuka pendapat dan penghubung pada tingkatan personal, juga mempunyai kedudukan yang sama pada tingkatan klik. Tingkat keterbukaan klik I tertinggi, bila dibandingkan dengan klik yang lain karena memiliki hubungan dengan individu lain di luar anggota kliknya cukup banyak. Indeks hasil perhitungan tentang kepadatan klik didapatkan hasil bahwa klik I,II dan III memiliki tingkat kepadatan yang tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh rendahnya tingkat keterhubungan kliknya. Untuk tingkatan sistemnva, secara keseluruhan indeks tingkat keadatan jaringannya rendah atau kurang dari 0.5. tingkat keterhubungannya pun rendah. Hal tersebut, menyebabkan rendahnya kekompakan jaringan komunikasi. Derajat penyebaran jaringan komunikasinya juga rendah atau anggotanva cenderung homogen pada status social ekonomi. Rantai hubungan komunikasi diadik pada tingkat SSE lebih banyak heterofili, sementara pada tingkat adopsinya lebih banyak homofili. Hal ini, berarti, jaringan komunikasi yang terbentuk belum ideal atau efektif dalam menyebarkan inovasi.

Actions (login required)

View Item