VINA MELVIANA, 070710523 (2012) RELASI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN ISLAM DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! (Studi Analisis Wacana Dalam Novel �Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M. Dahlan). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2012-melvianavi-24114-abstract.pdf Download (307kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2012-melvianavi-20500-fis.k.11-rFULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini adalah sebuah analisis wacana mengenai gambaran relasi gender (laki-laki dan perempuan) yang dinarasikan dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!. Tak lama setelah novel ini terbit, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menghadiahi somasi kepada pengarang novel beserta penerbitnya karena novel ini dianggap kontroversi. Muhidin M. Dahlan dalam karyanya ini mencoba untuk menawarkan kepada para pembaca bahwa terdapat sosok perempuan muslim ‘lain’ yang seolah-olah melakukan perbuatan menyimpang dari perempuan muslim yang selama ini mendapat stereotipe positif dalam masyarakat. Apalagi jika perempuan muslim ini menggunakan jubah besar disertai cadar.Beberapa novel yang mengangkat isu perempuan muslim cenderung menggambarkan sosok perempuan ‘sholihah’ dan patuh (seperti pada novel Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, Ayat-ayat Cinta dan sebagainya). Namun pada novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! ini menjadi berbeda ketika Gus Muh sebagai laki-laki ingin mengatakan kepada pembaca bahwa tidak demikian perempuan muslim itu, perempuan dapat bebas bertindak, bebas menentukan pilihannya terhadap laki-laki, maupun bebas dalam menentukan perilaku seksualnya. Sehingga hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap novel ini. Penelitian ini menggunakan metode Discourse Analysis (DA) dengan model pendekatan M.A.K Halliday. Melalui analisis wacana ini peneliti ingin membongkar hubungan relasi laki-laki dan perempuan yang coba digambarkan oleh penulis novel. Wacana tidak terbatas pada teks saja melainkan juga terdapat sebuah praktik produksi yang menyebabkan adanya teks tersebut atau terdapat kesadaran pembuat teks (kognisi sosial), serta pengaruh penting dari konteks situasi serta konteks budaya yang mempengaruhi produksi teks hingga menimbulkan wacana tertentu. Berdasarkan analisis dan interpretasi data yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan yang menunjukkan relasi perempuan dan laki-laki yang dinarasikan dalam novel ini terlihat bahwa tokoh utama perempuan digambarkan sebagai sosok perempuan muslim yang kontemporer sekaligus secara gamblang (terangterangan) menyatakan posisinya sebagai perempuan muslim yang turut memiliki kuasa di masyarakat yang mana perempuan muslim bebas melakukan apapun termasuk dalam hal seksulitasnya karena mereka memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Gus Muh ternyata mencoba atau kelihatan telah melakukan dekonstruksi syariat-syariat dan nilai-nilai Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an sehingga gambaran tokoh utama perempuan muslim terlihat sebagai sosok pemberontak atas penderitaan perempuan yang selama ini didominasi oleh ideologi laki-laki (patriarki) yang eksis dalam masyarakat Indonesia khususnya Jawa.

Actions (login required)

View Item