RIENZA DWI RAHMAYANTI (2010) Pernikahan Campuran Antar Etnis Tionghoa Dengan Pribumi Di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Eksistensi Etnis Tionghoa Terhadap Pelestarian Budaya Leluhur). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-rahmayanti-21133-fiss32-k.pdf Download (336kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi atas fenomena pernikahan campuran antar etnis yakni antara etnis Tionghoa dengan pribumi yang telah banyak terjadi di Surabaya. Kekuatan pelestarian tradisi oleh individu yang bersangkutan dapat dijadikan pembahasan dalam penelitian saat terjadinya sebuah pernikahan, sehingga tak akan dianggap sebagai faktor utama yang berperan penting terkait eksistensi pelestarian tradisi yang dimaksud oleh peneliti. Merujuk pada latarbelakang tersebut maka fokus utama dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana etnis Tionghoa yang menikah dengan Pribumi di Surabaya mempertahankan eksistensi kemurnian budaya leluhurnya dalam pernikahannya. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretatif dengan pendekatan Etnometodologi. Penggunaan teori Etnometodologi Harold Garfinkel sebagai teori utama bertujuan guna menjelaskan eksistensi etnis Tionghoa yang menikah dengan orang pribumi, terhadap pelestarian budaya leluhurnya. Paradigma interpretatif sendiri merupakan sebuah paradigma yang memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap makna atau arti tindakan sosial. Adapun teknik pengambilan subjek yakni menggunakan teknik purposive melalui pengambilan subjek secara berurutan dan bertujuan guna memperoleh variasi sebanyak mungkin yang hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. Sementara untuk menggali data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan bantuan data sekunder seperti internet, dan jurnal-jurnal media cetak. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran subjek penelitian adalah individu-individu yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan bahasan dan judul penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pernikahan campuran antar etnis Tionghoa dengan pribumi di Surabaya ternyata telah banyak terjadi. Perbedaan dalam etnis bukanlah merupakan penghalang utama individu yang bersangkutan terhadap eksistensi pelestarian budaya leluhur dalam melakukan sebuah pernikahan. Karena pada dasarnya, dalam kehidupan budaya, masyarakat Tionghoa masih berusaha mempertahankan identitas budaya nenek moyang mereka, meskipun terkadang budaya lain turut mempengaruhi tampilannya.
Actions (login required)
View Item |