HENDRA LUKAS PANGIHUTAN HUTAGALUNG, 070517952 (2011) PERAN ASEAN DAN CINA TERHADAP PEMBERANTASAN PERDAGANGAN OPIUM DI PERBATASAN MYANMAR-CINA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-hutagalung-21423-fishi2-k.pdf Download (336kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-hutagalung-18028-fishi2-p.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Daerah utama penghasil opium di Myanmar terletak di Negara Bagian Shan yang merupakan basis kelompok etnis bersenjata Communist Party of Burma (CPB) sebelum runtuh di tahun 1989. CPB didanai oleh Cina dan didukung oleh berbagai kelompok etnis non-Burma adalah kelompok yang menjadi ancaman bagi rezim pemerintahan Burma. Kelompok etnis ini berjanji tidak akan berperang melawan pemerintah Burma, dan sebagai imbalannya penguasa Burma mengizinkan kelompok-kelompok ini untuk mempertahankan “angkatan bersenjata” mereka dan tetap aktif dalam perdagangan opium. Keberadaan CPB merupakan sebuah ancaman bagi rakyat Myanmar, mereka diharuskan untuk menjadi petani, pedagang sekaligus pengguna opium sehingga banyak dari rakyat yang harus menjadi buruan pihak berwenang setempat, kecanduan terhadap opium hingga korban HIV AIDS akibat penggunaan opium lewat jarum suntik. Letak Myanmar yang berbatasan langsung dengan Cina ini, membuat banyaknya jalur-jalur perdagangan opium dari Myanmar ke Cina. Legalnya opium ini membuat banyak kasus penyelundupan dari Myanmar ke Cina, termasuk penyelundupan terbesar dalam sejarah Cina yakni sebanyak 672 kilogramFakta ini menimbulkan suatu pertanyaan, Mengapa peran ASEAN dan Pemerintah Cina untuk mengatasi kegiatan peredaran opium di perbatasan Myanmar-China? Dalam menjawab pertanyaan diatas, peneliti menggunakan konsep corporate model, konsep human security, dan teori keamanan regional.

Actions (login required)

View Item