Marphin G. F S, 07517626 (2009) Studi Semiotik Representasi Gigolo Dalam Film “Quickie Express”. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (Abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2010-marphingfs-16779-abstrak-0.pdf Download (698kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
17010.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Dalam masyarakat luas sekarang ini sek bukan tabu lagi untuk dibicarakan. Bahkan, sudah menjadi rahasia umum bahwa seks juga menjadi sebuah komoditi yang diperdagangkan. Dalam perfilman, tama-tema seks sering menjadi kunci untuk menarik konsumen. Sebagai ’barang dagang’ para penjaja seks pun bermacam-macam. Mulai dari wanita, waria dan pria. Wanita dan waria sudah cukup lazim keberadaannya di masyarakat. Namun pekerja seks pria masih sangat tertutup dan sulit dijangkau oleh masyarakat. Hal inilah yang dianggkat dalm film Quickie Express. Bertolak dari fenomena tersebut di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah representasi gigolo dalam film “Quickie Express”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggambaran gigolo yang direpresentasikan oleh tokoh Jojo, Piktor dan Marley dalam film “Quickie Express”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif dan menggunakan metode Semiotik dengan teori milik Barthes. Penelitian ini menggunakan denotasi dan konotasi. Unit analisis yang digunakan adalah tabel denotasi yang berisi interpretasi yang terlihat dalam scene-scene dalam film Quickie Express. Data yang primer didapat dari hasil pengamatan DVD original yang diproduksi oleh Kalyana Shira, sedangkan data yang sekunder didapat dari buku, jurnal penelitian, skripsi, dan data internet. Tinjauan pustaka yang digunakan untuk menunjang penelitian ini ada lima, yaitu Seksualitas dalam Konstruksi Sosial, Gender dan Profesi, Komersialisasi Seksualitas, Gigolo di Indonesia, Gigolo di Media, Pendekatan Semiotik Dalam Film. Hasil penelitian ini menunjukkan representasi dari gigolo mulai dari pekerjaan dan profesionalitas, gigolo dan kemerdekaannya dalam memilih klien, gigolo sebagai komunitas bawah tanah, hingga insyafnya gigolo. Gigolo juga menunjukkan bahwa meskipun ia menjadi sebuah obyek yang dibeli oleh konsumennya, namun mereka masih bisa memilih siapa konsumen yang mereka inginkan. Selain itu, profesionalitas juga mereka pegang teguh. Hal inilah yang menjadi pembeda antara pekerja seks pria dengan wanita dan waria.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis.K.125/10 Mar s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | FILM, SEMIOTIK | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM811-821 Deviant behavior. Social deviance | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Komunikasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nurma Harumiaty | ||||||
Date Deposited: | 02 Jul 2015 12:00 | ||||||
Last Modified: | 19 Jun 2017 20:22 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17010 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |