ANGGUN PARAMITA MAHDI, 070116455 (2007) PERUBAHAN KEBIJAKAN PERTAHANAN JEPANG DAN REAKSI NEGARA-NEGARA ASIA TIMUR DAN AMERIKA SERIKAT. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2007-mahdianggu-4954-fishi1-t.pdf Download (365kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) 17402.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Sejak Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, kebijakan pertahanan Jepang bersifat pasifis, ditandai dengan adanya Self Defense Force Jepang yang hanya berfungsi sebagai tentara bela diri dan dilarang untuk dikirimkan ke luar negeri. Hal ini kemudian berubah pada tahun 1992, saat Jepang mengesahkan International Peace Cooperation Law yang memperbolehkan pengiriman SDF ke luar negeri dalam misi-misi Peace Keeping Operation PBB. Melalui penelitian ini penulis berusaha mencari tahu lebih lanjut mengenai latar belakang terjadinya perubahan kebijakan pertahanan tersebut. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah mencari tahu mengapa Jepang merubah kebijakan pertahanannya dari bagaimana reaksi dari negara-negara Asia timur dan Amerika Serikat. Dalam penelitian ini penulis mempergunakan peringkat analisis sistemik dan negara-bangsa dikarenakan penulis tidak hanya menekankan pentingnya peranan sistem Internasional dalam menentukan perilaku negara-bangsa tapi juga mencari faktor-faktor domestik yang juga mempengaruhi perubahan kebijakan tersebut. Untuk menganalisis mengapa terjadi perubahan kebijakan pertahanan tersebut, penulis menggunakan teori kebijakan luar negeri dan konsep security dilemma, sedangkan untuk menganalisis reaksi negara-negara di Asia Timur dan Amerika maka penulis menggunakan image theory dan action-reaction model. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa perubahan kebijakan pertahanan Jepang disebabkan oleh adanya pergeseran kekuatan di kawasan Asia Timur, yaitu dalam bidang militer, terutama dengan munculnya dan semakin berkembangnya China sebagai kekuatan baru dan Korea Utara yang semakin memperkuat diri dengan memiliki senjata nuklir dan misil. Perubahan kebijakan Jepang tersebut juga dipengaruhi oleh adanya dorongan internal Jepang sendiri untuk lebih berperan aktif dalam menjaga keamanan domestik maupun regional dan tidak semata-mata hanya bergantung pada Amerika. Tindakan Jepang merubah kebijakan tersebut menimbulkan reaksi yaitu mendukung dan menolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan bahwa Jepang merubah kebijakan pertahanannya dikarenakan adanya dorongan-dorongan baik internal maupun eksternal, antara lain adalah adanya keinginan Jepang untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dorongan dari Amerika agar Jepang lebih berperan aktif dalam menjaga perdamaian domestik dan internasional dan juga karena adanya perubahan militer China dan Korea Utara sehingga Jepang merasa terancam atas adanya perubahan tersebut. Perubahan¬-perubahan kebijakan Jepang tersebut menimbulkan berbagai reaksi, yaitu menolak atau keberatan dengan adanya perubahan tersebut, terutama China dan Korea Selatan yang mempunyai trauma masa lalu terhadap keagresivitasan militer Jepang, sedangkan Amerika mendukung dengan adanya perubahan tersebut.

Actions (login required)

View Item