Rani Heraini, 079815775
(2005)
COMMUNICATION APPREHENSION PADA DOKTER MUDA (Studi Deskriptif tentang Tingkat Communication Apprehension pada Dokter Muda Universitas Airlangga di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Profesi dokter adalah sebagai penolong dan pihak yang selalu lebih mengutamakan kewajiban di atas hak-hak ataupun kepentingan pribadinya, dan dalam kegiatan keprofesionalan ini terselip istilah dokter muda (DM) yang nantinya diharapkan mampu menjadi tenaga profesional di bidang kesehatan. Selama ini berkembang anggapan bahwa "dokter kurang berpengetahuan dan kurang kompeten", hal ini tentu saja menjadi suatu kendala tersendiri bagi dokter muda, karena anggapan ini akan berkembang yang pada akhirnya memojokkan posisi dokter muda. Dalam artian ini, seorang dokter saja dinilai belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menangani sakit mereka, apalagi jika pasien ditangani seorang dokter muda. Fenomena ini tentu saja menimbulkan kecemasan tersendiri bagi dokter muda, dan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami Communication Apprehension (CA). Dalam psikologi, Communication Apprehension (CA) lebih dipahami sebagai ketakutan yang berbeda dengan jenis phobia yang lainnya dan manusia mengalami Communication Apprehension (CA) dalam tingkat yang berbeda.
Perumusan masalah penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana tingkat Communication Apprehension (CA) pada dokter muda di Universitas Airlangga Surabaya. Konseptual dalam penelitian adalah hubungan dokter dengan pasien dalam komunikasi kesehatan dan Communication Apprehension (CA) dalam kajian ilmu komunikasi.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tipe penelitian deskriptif, yang bermaksud menggambarkan tingkat Communication Apprehension (CA) yang terjadi pada dokter muda di Universitas Airlangga Surabaya. Metode ini dilaksanakan dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner pengukuran tingkat CA dengan menggunakan modifikasi skala McCroskey dalam situasi komunikasi : diskusi, responsi, percakapan dengan pasien, dan penyuluhan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, yang hanya mendeskripsikan setiap variabel penelitian dan tanpa mencari hubungannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DM Universitas Airlangga mengalami Communication Apprehension (CA) dengan tingkat yang sedang dan faktor yang menyebabkan mereka mengalami CA adalah eksternal (state apprehension) dimana faktor ini menyebabkan mereka mengalami CA pada situasi komunikasi tertentu.
Actions (login required)
|
View Item |