Nike Kusumawati, 070116473
(2006)
KONSTRUKSI SOSIAL RELASI INTER ETNIS MASYARAKAT TUBAN (Studi Mengenai Kohesivitas Sosial Etnis Jawa-Tionghoa di Kota Tuban).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Relasi inter etnis yang terbina antara pribumi dan etnis Tionghoa di Indonesia sangat penuh prsangka dan streotype negatif sehingga sering terjadi konflik etnis. Tetapi konflik tersebut mencapai puncaknya pada Mei 1998 di Jakarta dan menjalar di beberapa kota lain di Indonesia. Dampak peristiwa tersebut sangatlah luas yang tidak hanya menyangkut hubungan sosiokultural, tetapi juga pada masalah ekonomi, politik dan citra Indonesia di mata internasional. Padahal jika dikaji secara mendalam etnis Tionghoa sangat tidak menyukai hal-hal yang berkaitan dengan konflik, karena mereka lebih mengedepankan harmoni sesuai dengan filosofi "Yin-Yang".
Kohesivitas sosial yang tampak terlihat di kota Tuban antara etnis Jawa dan Tionghoa merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji dan diteliti karena secara sosiohistoris, Tuban salah satu kota yang terletak di pesisir pantai utara Jawa yang pada jaman dahulu merupakan kota bandar kuno yang memainkan peranannya di bidang perdagangan sutra dan rempah-rempah. Sebagai kota pelabuhan maka kota Tuban adalah pusat interaksi masyarakat dari berbagai macam kelompok sosial, baik karena perbedaan ras, etnik, agama, bahasa maupun profesi. Kehadiran etnis Tionghoa ke kota Tuban pada berabad-abad lampau juga memiliki banyak peranan yang sangat berarti bagi kota Tuban. Di samping karena kedekatan secara historis, penguasa pada masa itu cenderung ramah terhadap pendatang asing dengan cara menguasai bahasa asing dan memberikan perlindungan keamanan terhadap pendatang yang hendak tinggal di dalamnya.
Dan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti relasi inter etnis masyarakat Tuban dalam hal ini etnis Jawa-etnis Tionghoa sebagai kedua etnis terbesar di kota Tuban. Studi ini menyajikan permasalahan penelitian sebagai berikut : Bagaimana konstruksi sosial masyarakat Tuban terhadap relasi inter etnis?
Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Konstruksi Sosial Peter.L.Berger dan Thomas Luckmann yang menyatakan bahwa proses sosial masyarakat terjadi pada 3 momen dialektis, yaitu ekstemalisasi, objektivasi dan internalisasi. Ketiga momen ini merupakan proses sosial masyarakat tentang kenyataan, tentang dianggap sebagai yang nyata, sebagai yang benar adanya, sehingga merupakan determinan dalam pembentukan sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Berger menjelaskan bahwa sosiologi pengetahuan mempelajari apa yang dianggap sebagai pengetahuan dan kenyataan. Pengetahuan dan kenyataan adalah kunci untuk melihat konstruksi sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah fenomenologi dengan tipe penellitian eksploratif, teknik penentuan informan adalah snowball. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data-data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan data-data sekunder yang diperoleh melalui buku-buku, data penduduk, media elektronik dsb. Selanjutnya hasil temuan data diseleksi dan dianalisa secara kualitatif dengan beberapa perlakuan diantaranya : pertama, pemetaan (mapping) dengan mencari persamaan dan perbedaan informasi. Kedua, menghubungkan hasil pemetaan dengan referensi dan kerangka teoritik yang relevan dalam mengkaji permasalahan penelitian.
Dari hasil temuan data dan analisis yang dilakukan dan pengalaman yang di peroleh di lapangan selama proses penelitian berlangsung dapat diketahui bahwa masyarakat Tuban baik etnis Jawa dan etnis Tionghoa cenderung sebagai masyarakat yang pluralis dan inklusif. Pertama, relasi inter etnis yang dikonstruksikan mengarah pada kohesivitas sosial, ini terlihat dengan cara mereka memaknai : a). penyebab kohesivitas sosial dan penyebab konflik etnis, b). kerja sosial etnis Tionghoa sebagai wujud simbiosis mutualisme, c). makna klenteng Kwan Sing Bio bagi masyarakat Tuban dan d). interaksi penggolongan sosial antara Penguasa, Elit NU dan Etnis Tionghoa.
Kedua,konstruksi sosial relasi inter etnis masyarakat Tuban terbentuk melalui 3 proses simultan, yaitu : eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Eksternalisasi masyarakat Tuban muncul dalam konteks relasi inter etnis ketika melakukan pemaknaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya dan agama, yang kemudian diobjektivasikan oleh peran tokoh agama, penguasa dan sosialisasi di lingkungan keluarga. Dan internalisasi pengetahuan masyarakat Tuban terbentuk melalui identifikasi diri terhadap penggolongan sosial di tingkat elit yaitu antara Penguasa, Elit NU, dan Etnis Tionghoa.
Actions (login required)
|
View Item |