Muhammad Imam Subkhi
(2007)
PERLAWANAN SEDULUR SIKEP TERHADAP DOMINASI NEGARA : Studi Kasus Sedulur Sikep Dusun Bombong Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kebupaten Pati.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Full text not available from this repository.
(
Request a copy)
Abstract
Dominasi negara terhadap oleh Sedulur Sikep sejak kemunculannya hingga kini masih bertahan. Akan tetapi yang membedakan adalah penguasa negaranya dan bentuk dominasinya. Jika dulu Indonesia dikuasai Belanda dan masyarakat pribumi harus membayar pajak kepada Belanda, maka saat ini Sedulur Sikep menerima perlakuan tidak diakuinya Agama Adam yang diyakini oleh Sedulur Sikep oleh negara. Sehingga ini berdampak pada konflik dalam tataran nilai. Namun walaupun demikian, Sedulur Sikep tetap konsisten untuk melakukan perlawanan dengan nonviolence action. Daripada itu, Sedulur Sikep semenjak kemunculannya hingga kini juga seolah tanpa henti terus melakukan perlawanan terhadap dominasi negara. Padahal jika kita telisik lebih jauh, ternyata ajaran yang dianut dan dilakukan oleh Sedulur Sikep sangat sarat dengan nilai kemanusiaan. Akan tetapi orang tidak mau melihat itu. Mereka mempertahankan perspektif mengenai Sedulur Sikep sebagai kelompok masyarakat yang aneh, tak berpendidikan, tak beragama, dan selalu ngeyel. Padahal anggapan seperti ini hanyalah bentukan yang ditiupkan oleh para priyayi dan Belanda pada jaman penjajahan untuk meng-counter agar gerakan ini tidak menjalar lebih luas. Para priyayi dan bangsawan tidak menyukai Sedulur Sikep karena jika berbicara selalu menggunakan bahasa jawa ngoko kepada siapa saja, sehingga mereka mengalami ketersinggungan. Sedangkan Belanda lebih berkepentingan untuk membasmi gerakan penolakan pajak yang dilakukan. Sehingga salah satu cara yang harus dilakukan adalah memberikan stigma negatif atas kelompok ini dan menyiarkannya kepada masyarakat lain. Sehingga masyarakat diluar Sedulur Sikep menerima apa adanya hegemoni pemikiran mengenai Sedulur Sikep. Walaupun saat ini Sedulur Sikep telah bersedia membayar pajak, namun ternyata stigma itu tidak begitu saja bisa hilang. Hak kebebasan memeluk agama dilanggar oleh negara. Sehingga tidak salah jika Sedulur Sikep melakukan perlawanan dan Pembangkangan Sipil.
Actions (login required)
|
View Item |