Sally Azaria, 070216730 (2005) MENJADI SEORANG CINA : Sebuah Studi Interpretivis-Konstruktivis tentang Identitas. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRACT)
77.98.pdf Download (244kB) | Preview |
|
Text (HALAMAN DEPAN)
HALAMAN DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (366kB) | Request a copy |
||
Text (BAB I)
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (294kB) | Request a copy |
||
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (411kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (340kB) | Request a copy |
||
Text (IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (437kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
||
Text (BAB VI)
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB VII)
BAB VII.pdf Restricted to Registered users only Download (570kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (392kB) | Request a copy |
Abstract
Studi tentang identitas menjadi bagian penting dalam kajian ilmu sosial. Tema yang berhubungan dengan identitas, seperti gender, agama, atau pun etnis merupakan kajian yang menarik untuk diteliti. Akan tetapi, studi ini dirancang dan difokuskan untuk mengkaji permasalan yang berkaitan dengan identitas etnisitas, khususnya minoritas, yaitu ingin melihat identitas yang dimiliki oleh etnis minoritas Cina di Indonesia. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dari studi ini adalah: (1) Apa makna menjadi seorang minoritas Cina di Indonesia? (2) Elemen-elemen apa sajakah yang dikonstruksikan dalam identitas etnis Cina? Studi ini mengkaji makna identitas ke-Cina-an menggunakan pendekatan interpretativis-konstruktivis. Oleh karena itu, teori yang digunakan sebagai landasan adalah (1) Teori Interaksi Simbolik oleh Herbert Blumer, karena pada dasarnya interpretasi terhadap tindakan dianggap sebagai suatu proses pembentukan di mana makna tersebut dipakai dan dapat berubah, sehingga identitas individu hanya dibentuk dari interaksi dengan orang-orang lain. (2) Fenomologi yang mempercayai bahwa realitas sosial tidak pernah tunggal (3) Teori Konstruksi Sosial oleh Berger, karena Berger melihat identitas tidak hanya terbentuk dari faktisitas subyektif saja, melainkan faktisitas subyektif dan obyektif bersama-sama membentuk identitas. Metode yang dipilih pada studi ini adalah metode penelitian kualitatif karena studi ini memungkinkan adanya data lapangan yang bersifat rich, depth, dan complexity. Koleksi data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan 9 subjek penelitian yang memiliki perbedaan jenis kelamin, agama, kelas sosial ekonomi, generasi ke berapa, serta etnisitas dalam mereka. Koleksi data ini dilakukan dalam waktu sekitar dua bulan. Isu-isu yang dikaji meliputi beberapa makna menjadi seorang Cina, elemen-elemen ke-Cina-an beserta dengan hubungan antara makna menjadi seorang Cina dan konstruksi elemen ke-Cina-an pada generasi sesudahnya. Kemudian, studi ini juga akan melihat perubahan makna akibat interaksi dengan lingkungannya yang disebabkan oleh proses negosiasi di dalam proses pembentukan identitas. Analisis terhadap data yang menjawab permasalahan pertama menunjukkan paling tidak terdapat lima makna yang berbeda terhadap identitas ke-Cina-an yang dimiliki, yaitu (1) merasa etnis Cina lebih baik daripada etnis yang lainnya, (2) menjadi seorang Cina hanya sebatas mempunyai perbedaan, (3) menjadi seorang Cina adalah bagian dari identitas dalam dirinya, (4) merasa sebagai Indonesia berdarah Cina, dan (5) tidak merasa sebagai seorang Cina. Sedangkan analisis terhadap data untuk permasalahan kedua melihat elemen-elemen ke-Cina-an yang dikonstruksikan, seperti adat atau tradisi Imlek dan sembahyangan, etos kerja keras, nilai hemat, menganggap anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan, bahasa Mandarin serta nama Cina akan cenderung berubah, mengikuti makna yang terbentuk dalam dirinya. Makna bisa berubah ketika mendapat perlakuan berbeda dari birokrasi. Hal ini juga akan mempengaruhi perubahan elemen-elemen identitas yang dikonstruksikan. Pada akhirnya, studi ini dapat menunjukkan adanya pengaruh makna identitas ke- Cina-an di dalam konstruksi elemen-elemen identitas.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2Fis S 25/06 | ||||||
Uncontrolled Keywords: | HUMAN RIGHT ; CHINA � RELATION | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV3176-3199 Special classes. By race or ethnic group | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Dewi Rekno Ulansari | ||||||
Date Deposited: | 18 Jul 2006 12:00 | ||||||
Last Modified: | 06 Sep 2017 23:50 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17919 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |