LAODE KAMARUDIN Mb, 070116484 (2006) MAKNA SIMBOLIK PUSAT KYA-KYA KEMBANG JEPUN BAGI ETNIK TIONGHOA, Di SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRACT)
79.1.pdf Download (219kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2007-laodekamar-4615-fisant-7.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Surabaya merupakan kota terpadat ke-2 setelah kota Jakarta. Dengan perkembangan yang cukup pesat yang diukur dari pembangunan sarana infrastruktur dan suprastruktur. Dinamika ini mempengaruhi sebagian besar masyarakatnya, dengan mengacu pada pokok-pokok permasalahan yang dijadikan konsentrasi dalam menghadapi permasalahan yang mencakup hampir seluruh wilayah dengan tingkat kesulitan yang cukup beragam. Dalam perjalanan waktu ke waktu kawasan Kembang Jepun mengalami perkembangan kebudayaan, yang mana perkembangan ini dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman individu dalam suatu masyarakat. Hal ini terlihat dalam kawasan ini yang merupakan suatu bentuk simbolik sebagai kawasan pecinan di Surabaya, sehingga dalam perkembangannya pada tahun 2003 muncullah sebuah konsep penggunaan ruang dengan nuansa etnik Tionghoa yang termanifestasikan dalam simbol-simbol kebudayaan etnik tersebut dengan sebutan Pusat KYA-KYA Kembang Jepun. Oleh karena itu dalam penelitian ini yang berupaya mengkaji bagaimana makna-makna simbolik Pusat KYA-KYA Kembang Jepun di sini penulis bertujuan untuk mendeskripsikan makna-makna yang terkandung di dalam arena sosial tersebut dengan menggunakan metode kualitatif untuk melihat dan mendeskripsikan makna-makna simbolik yang terdapat di dalam arena tersebut. Bagi masyarakat Tionghoa yang ada di Surabaya kebutuhan suatu bentuk ruang guna berinteraksi secara sosial budaya merupakan kebutuhan dasar dari individu-individu yang terikat dalam identitas tertentu, yang mana adanya sebuah bentuk KYA – KYA yang direfleksikan dengan berbagai bentuk simbol yang ada di dalamnya, serta bagaimana Kawasan Kembang Jepun yang sudah merupakan salah satu bentuk simbolik keberadaan etnik Tionghoa di Surabaya, sehingga dengan demikian maka keberadaan KYA – KYA di sini dipandang sebagai sebuah bentuk ruang yang didalamnya terdapat pengorganisasian makna dan simbol¬simbol suatu kebudayaan tertentu yaitu kebudyaan etnik Tionghoa. Dan oleh karena kebudayaan adalah suatu sistem simbol maka adanya simbol-simbol kebudayaan etnik Tionghoa yang ada dalam KYA KYA adalah sebagai wahana konsepsi tentang keberadaan etnik Tionghoa, selain itu simbol¬simbol tersebut juga memberikan makna-makna tertentu yang didasarkan atas proses-proses sosial, budaya dan historis individu-individu sebagai bagian dari masyarakat Tionghoa. Sehingga adanya simbol-simbol yang merupakan unsur-unsur intelektual suatu masyarakt dalam sebuah proses sosial maka dapat dilihat bahwa interaksi dan tindakan yang terjadi dalam lokasi peneletian merupakan sebuah proses sosial dan budaya bagi penguatan identitas etnik Tionghoa itu sendiri.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis Ant 15/07 Lao m | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV3176-3199 Special classes. By race or ethnic group | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Dewi Rekno Ulansari | ||||||
Date Deposited: | 11 May 2007 12:00 | ||||||
Last Modified: | 12 Jun 2017 21:44 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17931 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |