EBINDRA, 070317030 (2008) MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON FILM YANG MENGANDUNG UNSUR PORNOGRAFI (FILM PORNO) Fenomena Perkembangan Pornografi Melalui Media Film Porno Indonesia. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2008-ebindra-9292-fisk27-k.pdf Download (359kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2009-ebindra-9164-fisk27-8.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Pornografi sudah mulai menyebar di Indonesia. Beberapa tahun belakangan sudah mulai merebak film-film karya anak bangsa yang bertemakan "seks" tersebut. Di awali pada tahun 2001, ketika film "Bandung Lautan Asmara" meledak di pasaran, masyarakat dari mulai laki-laki, perempuan, tua, muda bahkan anak-anak sampai ibu-ibu memburu film porno tersebut. Hal itu dikarenakan munculnya film "Bandung Lautan Asmara" adalah film porno Indonesia pertama yang beredar luas di masyarakat. Kemudian seterusnya banyak bermunculan film-film porno yang notabene adalah basil dari "Hidden Camera" (Kamera Tersembunyi) Medium pornografi yang cukup populer di masyarakat cukup beragam, mulai dari media cetak atau media elektronik. Medianya pun beragam, mulai berupa tabloid panas, internet, dan piringan cakram padat ( VCD ) atau cakram padat digital ( DVD ) porno. Namun tanpa disadari dan mengikuti kemajuan zaman, peredaran pornografi tidak cukup sampai disitu, media-media lain seperti handphone dan internet juga memberi andil dalam penyebaran pornografi. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini mempunyai efek terhadap masyarakat, mengingat fenomena film porno Indonesia sudah menjadi bagian dari media massa karena proses komunikasinya disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual yang mudah untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Apalagi media yang digunakan mudah untuk digunakan, seperti VCD/DVD Player, handphone, Internet dan teknologi lainnya. Hal ini menarik perhatian kita terutama dampaknya bagi para generasi muda (remaja) sebagai penonton, karena masa remaja sebagai periode yang penting. Adanya perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perkembangan mental pada remaja yang menimbulkan perlunya penyesuaian mental, pembentukan sikap, nilai dan minat baru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tingkat analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan motif remaja Surabaya menonton film porno Indonesia. Motif dalam penelitian ini dikategorikan ke dalam empat bagian yaitu motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi social, dan motif diversity. Teori yang digunakan adalah teori Uses and Gratification yang menyatakan bahwa pada dasarnya khalayak bersifat aktif dan selektif dalam memilih media massa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dan Surabaya ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) Motif Surveilance (Informasi) yang diketahui dari motif remaja Surabaya menonton film porno Indonesia yaitu motif memuaskan rasa ingin tabu atas segala hal tentang film porno yang tidak diketahui sebelumnya dan motif menonton film porno karena ingin mencari informasi tentang siapa saja artis-artis yang bermain dalam film porno tersebut.

Actions (login required)

View Item