TITA FIDIA SARI
(2009)
ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA DI SURABAYA DALAM DESAIN VISUAL.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penelitian ini membahas tentang penggunaan simbol masyarakat Tionghoa dalam desain kartu undangan perkawinan mereka. Kartu undangan perkawinan tidak hanya berfungsi sebagai media penyampai informasi akan adanya suatu perkawinan, tetapi juga memuat unsur budaya yang melatarbelakangi orang yang membuatnya. Hal tersebut menjadi alasan penulis dalam penelitian ini, yakni mencari tahu bagaimana budaya masyarakat Tionghoa di kota Surabaya direpresentasikan dalam desain yang ada pada kartu undangan perkawinan. Luasnya elemen bidang budaya, maka penulis memfokuskan penelitian pada beberapa bidang saja yang meliputi agama, etnik serta status sosial.
Tanda-tanda dalam desain kartu undangan perkawinan tersebut dianalisis dan diinterpretasi dengan menggunakan semiotika. Adapun tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis adalah tradisi visual masyarakat Tionghoa dalam hal simbolisasi warna dan gambar, serta asimilasi yang terjadi terhadap budaya masyarakat Tionghoa.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa budaya masyarakat Tionghoa dalam kartu undangan perkawinan direpresentasikan sebagai budaya yang turut mengatur serta mempengaruhi aktivitas masyarakat Tionghoa, dimana agama, etnik, serta status sosial turut mempengaruhi bagaimana suatu perkawinan diselenggarakan. Budaya masyarakat Tionghoa dalam kartu undangan perkawinan direpresentasikan dengan cara menampilkan simbol budaya yang secara umum telah dipengaruhi oleh unsur lain diluar budaya mereka. Agama yang dianut, status sosial yang dimiliki, budaya lain yang turut mempengaruhi tampilan dari desain kartu undangan perkawinan dapat dilihat dari perubahan orientasi agama masyarakat Tionghoa yang mengalami perubahan dari Konghucu beralih ke agama lain yang diakui semasa pemerintahan Orde Baru.
Dalam hal kehidupan budaya, masyarakat Tionghoa masih berusaha mempertahankan identitas budaya nenek moyang mereka, meskipun terkadang budaya lain juga turut mempengaruhi tampilannya. Simbol budaya Tionghoa yang umumnya masih digunakan seperti prosesi pernikahan, tulisan serta bahasa, atau berupa simbol tertulis seperti shuang xi, warna merah, emas dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan asimilasi yang pernah dilakukan tidak berhasil. Kartu undangan perkawinan juga digunakan untuk memperkuat status sosial mereka, yakni munculnya penyebutan nama-nama dan lokasi toko atau usaha yang mereka miliki. Yang menjadikan kartu undangan perkawinan sebagai bagian dari publikasi serta promosi usaha bisnis mereka.
Actions (login required)
|
View Item |