Churil Mala, 070116472 (2006) MAKNA ZIARAH KE MAKAM WALISONGO BAGI KOMUNITAS PENGRAJIN TAS : Studi Deskriptif pada Enam Pengrajin Tas di Desa Kludan, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2006-malachuril-3092-26_06ab-k.pdf Download (313kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-malachuril-3092-fiss26-6.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti melihat fenomena Ziarah Makam yang seringkali dilaksanakan oleh masyarakat. Baik itu penganut agama Islam maupun non Islam. Dilihat dari sejarahnya, praktek Ziarah Makam ini sudah ada sejak Zaman purba, yakni sebelum Islam masuk di Indonesia. Pada zaman itu aliran kepercayaan yang berkembang adalah animisme. Namun, setelah Islam masuk ke Indonesia, praktek Ziarah Makam tetap lestari sampai sekarang sebab dalam ajaran Islam aktivitas Ziarah Makam ini diperbolehkan. Tentu saja, unsur¬unsur Islam masuk didalamnya. Umumnya yang melaksanakan praktek Ziarah Makam ini adalah dari kalangan Islam Tradisionalis. Selain itu, tradisi Ziarah Makam ini merupakan bagian dari budaya Jawa. Sehingga selain mendapat "restu" dari ajaran Islam, Ziarah Makam juga mendapat tempat tersendiri dalam budaya Jawa. Makna Ziarah Makam secara universal adalah untuk mengingatkan manusia akan datangnya kematian, dengan demikian manusia dapat mendekatkan dirinya pada Sang Kholik. Namun dalam kenyataannya, Ziarah Makam itu sendiri memiliki banyak makna yang dipercayai dan menjadi dasar bagi individu untuk melaksanakannya. Masyarakat membangun makna-makna melalui proses interaksi, karena dalam proses interaksi terdapat proses dimana individu saling menegosiasikan, menginterpretasikan apa yang ada dipikirannya. Namun, manusia juga memiliki kemampuan untuk memodifikasi dan menyempurnakan makna.sesuai dengan kebutuhan mereka. Penelitian ini mencoba untuk menjawab pertanyaan: 1. Bagaimanakah para pengrajin tas memaknai Ziarah Makam, apakah Ziarah Makam yang dimaknai oleh para pengrajin tas ini hanya bermakna ritual ibadah, ataukah bermakna non ibadah, seperti makna ekonomi? 2. Apabila Ziarah Makam Walisongo juga memiliki makna di luar agama, apakah mempengaruhi aktivitas ekonomi para pengrajin tas ? Penelitian ini menggunakan teori interaksi Simbolik Blumer dan Mead tentang proses pemaknaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan analisa yang bersifat kualitatif. Sedangkan pemilihan informan menggunakan teknik purposive. Lokasi penelitian adalah di desa Kludan Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunitas pengrajin tas memaknai Ziarah Makam dalam tiga hal, yakni pertama, Ziarah Makam sebagai wujud Ibadah yang semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, kedua, Ziarah Makam memberikan ketenangan dan ketentraman hati, selain itu untuk mendapatkan berkah yaitu berupa rezeki yang semakin lancar atau usdi1auya nt ningkat. Dan yang ketiga, Ziarah Makam ternyata memberi manfaat materi. Ziarah Makam Walisongo, baik langsung maupun tidak langsung be.-kait n dengan cumber motivasi aktivitas ekonomi para pengrajin tas, sehingga dengan motivasi yang kuat berimplikasi terhadap paeningkatan ekonomi masyarakat. Jadi diakui atau tidak, makna Ziarah Makam Walisongo mampu menyumbangkan etos kerja pada komunitas pengrajin.

Actions (login required)

View Item