Juwita Setya Dewi, NIM010810141 (2012) HUBUNGAN LAMA RAWAT INAP (LENGTH OF STAY/ LOS) DENGAN TERJADINYA TANDA BAHAYA DAN GEJALA ABNORMAL MASA NIFAS DI PUSKESMAS TANAH KALIKEDINDING SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
5. ABSTRAK .pdf Download (64kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
FK BID 111-14 Dew h.pdf Restricted to Registered users only Download (811kB) | Request a copy |
Abstract
Lama rawat inap di banyak negara telah mengalami penurunan dari tiga sampai empat hari menjadi 24 sampai 48 jam pascapersalinan. Banyak wanita yang melahirkan di fasilitas kesehatan pulang hanya dalam beberapa jam. Padahal faktanya, dua pertiga kematian ibu terjadi pada dua hari pertama setelah persalinan. Penelitian-penelitian terkait pernah dilakukan, namun perdebatan tentang lama inap optimal ini masih terus berlanjut sampai sekarang karena data dan efek terkait masih terbatas. Tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dalam keadaan bahaya (morbiditas) yang dapat berdampak pada mortalitas ibu. Berbeda dengan data kematian (mortalitas), data kesakitan (morbiditas) maternal masih sangat terbatas, dan jika ada sering kali under reported. Kebutuhan pelayanan dan dukungan terhadap pasien nifas sampai saat ini kurang digambarkan dengan baik, namun jelas bahwa kebanyakan ibu nifas kurang mendapatkan pelayanan optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lama rawat inap berhubungan dengan terjadinya tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas. Tujuan khususnya 1) mengetahui lama rawat inap ibu nifas di tempat persalinan, 2) mengetahui kejadian tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas, dan 3) menganalisis hubungan lama rawat inap terhadap tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas. Manfaat penelitian ini untuk memberikan masukan dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan munculnya tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas yang dapat mengakibatkan morbiditas bahkan mortalitas ibu. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Intervensi berupa observasi dan pemantauan ibu dengan riwayat persalinan normal di Puskesmas Tanah Kalikedinding yang dilakukan sampai dua minggu pascapersalinan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ini adalah non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel 69 ibu nifas. Hipotesis : ada hubungan antara lama rawat inap dengan terjadinya tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas. Cara pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan pemantauan kesehatan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Penelitian dilakukan selama satu bulan (Mei sampai dengan Juni 2012). Hasil penelitian dari 69 responden dengan riwayat kehamilan dan persalinan pervaginam normal, hampir seluruhnya (85,5%) berusia 20-35 tahun (usia risiko rendah) dan sebagian besar (57,97%) responden adalah multipara. Lama rawat inap responden sebagian besar (73,91%) kurang dari 24 jam. Dari 69 responden, tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas muncul pada sebagian besarnya (55,07%), baik kurang atau lebih dari 24 jam. Keterbatasan ruang rawat inap menjadi salah satu penyebab ibu nifas dipulangkan lebih dini. Alasan lainnya adalah pertimbangan keluarga tentang biaya rawat inap meskipun pelayanan persalinan (Jampersal) telah diberikan secara gratis. Pada penelitian ini 6 dari 8 tanda bahaya muncul antara lain : puting lecet (paling banyak 45,16%, terjadi pada 14 primipara dan 14 multipara), payudara bengkak, merah dan sakit (12 primipara dan 2 multipara), depresi (6 primipara dan 2 multipara), nyeri/ panas tungkai (4 primipara dan 2 multipara), demam (3 primipara dan 1 multipara), lokia berbau (1 primipara dan 1 multipara). Hasil uji statistik Chi-square (X2) didapatkan hasil bahwa ada hubungan paritas dengan terjadinya tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas (p 0,03 <α), dimana primipara mempunyai risiko empat kali lebih sering mengalami tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas dibanding multipara (OR 4,71 95% CI : 1,633 - 13,607). Semua tanda bahaya dan gejala abnormal maupun masalah maupun masalah lain yang timbul pada responden penelitian ini disebabkan karena observasi nifas yang kurang adekuat dan pemulangan pasien sebagian besar tidak dinilai berdasarkan kriteria pemulangan dini postpartum terutama pada pemulangan yang kurang dari 24 jam. Hasil uji statistik Chi-square (X2) didapatkan bahwa tidak ada hubungan lama rawat inap dengan terjadinya tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas (p 0,096 >α). Keadaan tersebut disebabkan karena pada semua lama rawat inap, kurang maupun lebih dari 24 jam, observasi dan konseling ibu nifas di ruang perawatan kurang adekuat dan kriteria pemulangan dini sebagian besar tidak dinilai sehingga pada semua lama rawat inap, sebagian besarnya mengalami tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas. Kesimpulannya 1) sebagian besar (73,91%) lama rawat inap di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya kurang dari 24 jam, 2) sebagian besar (66,13%) tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya terjadi pada lama rawat inap (LOS) kurang dari 24 jam, dan 3) tidak ada hubungan lama rawat inap (LOS) dengan terjadinya tanda bahaya dan gejala abnormal masa nifas di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK FK. BID 111 / 14 Dew h | ||||||
Uncontrolled Keywords: | NIFAS | ||||||
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics > RG1-991 Gynecology and obstetrics > RG500-991 Obstetrics > RG940-991 Maternal care. Prenatal care services | ||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Pendidikan Bidan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mrs siti muzaroh | ||||||
Date Deposited: | 04 Apr 2014 12:00 | ||||||
Last Modified: | 06 Sep 2016 06:57 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/18742 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |