SISCA NURDYANA PUTRI, 020610019 (2010) STUDI PENDAHULUAN DAYA HAMBAT MINIMAL DAN DAYA BUNUH MINIMAL EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRIZA) TERHADAP PERTUMBUHAN STREPTOCOCCUS MUTANS PRE EXPERIMENTAL MINIMUM INHIBITORY AND MINIMUM BACTERICIDAL OF CURCUMA XANTHORRIZA TO STREPTOCOCCUS MUT. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2011-putrisisca-14854-kg1501-k.pdf Download (331kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-putrisisca-12407-kg1501-s.pdf Restricted to Registered users only Download (432kB) | Request a copy

Abstract

Latar Belakang. Gigi dan penyakit mulut yang sering terjadi adalah karies gigi. Bakteri yang bertindak atas karies gigi memproses dalam plak gigi adalah Streptococcus mutans. Contens dari temulawak adalah minyak atsiri, xanthorrhizol, dan flavonoid berkhasiat sebagai antibakteri. 0,1 mg / ml xanthorrhizol simillar dengan klorheksidin atas 2 mg / ml untuk Streptococcus mutans. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bakterisida minimum temulawak untuk Streptococcus mutans perkalian. Metode. 1 ml temulawak 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,12%; 1,6%; 0,8%; 0,4%; dicampur dengan 1 ml BHI dan 0,1 ml bakteri inokulum, dan kontrol positif, mereka diinkubasi selama 24 jam pada 370 C. Kemudian 0,1 ml bakteri di BHI media yang mengambil dan mereka dikalikan dengan media yang TYC agar, juga mereka diinkubasi selama 48 jam pada 370, dan mereka menghitung jumlah bakteri pada media agar TYC. Hasil. Ada Streptococcus koloni pada setiap konsentrasi. Semakin konsentrasi temulawak Curcuma, Streptococcus mutans koloni decreased.Conclusion. Curcuma xanthorrhiza memiliki aktivitas antibakteri terhadap resiko Streptococcus mutans.

Actions (login required)

View Item