KHOIRUN NISWAH, 060012761 (2009) PENGUKURAN ANTIBODI MENCIT YANG DIINFEKSI LARVA KEDUA Toxocara canis DENGAN PERBEDAAN MASA INFEKSI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-niswahkhoi-14873-kh30-10-k.pdf Download (325kB) |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-niswahkhoi-12418-kh30-10-e.pdf Restricted to Registered users only Download (845kB) | Request a copy |
Abstract
Toxocariasis merupakan salah satu penyakit yang terdapat hampir di seluruh dunia. Pada anjing penyakit ini disebabkan oleh genus Toxocara dari spesies Toxocara canis. Cacing ini menyerang anjing sebagai induk semang definitifnya dan juga meninfeksi manusia sebagai induk semang transpor. Pada anjing, penularan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu per- oral atau tertelanya telur yang mengandung larva infekrif stadium dua melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Penularan juga dapat terjadi melalui air susu induk (Tranmmary Transmision), menembus plasenta dan masuk dalam tubuh fetus (Prenatal Transmision). Tipe penularan lain yaitu dengan termakannya telur yang mengandung larva infektif dari tanah atau lingkungan sekitar induk semang definitif. Penularan cacing ini tergantung beberapa faktor yaitu ; umur, jenis kelamin, dan jenis induk semang. Pada kejadian Toxocariasis diagnosa berdasarkan gejala klinis sulit dilakukan, hal ini disebabkan karena gejala klinis yang bervariasi dan juga kesulitan dalam menemukan telur cacing pada induk semang definitif, sehingga diperlukan diagnosa secara serologis dan imunologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imunogenitas protein Excretory-secretory larva kedua jaringan sehingga dapat digunakan untuk bahan diagnosa secara serologis dan imunologis dengan uji indirect – ELISA pada kejadian Toxocariasis pada anjing Penelitian ini menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus) sebanyak 25 ekor berumur 8 minggu dengan berat rata-rata 40 gr yang dibagi untuk lima perlakuan. Perlakuan kontrol serum negatif (T0) diberikan cairan PZ per oral, perlakuan satu (T1) yaitu pemberian 17 butir per gram bobot badan L2 Toxocara canis secara per oral dan dilakukan pengambilan serum pada 1 hari atau 24 jam pasca infeksi, perlakuan dua (T2) dilakukan pengambilan serum pada hari ke 7 pasca infeksi ,perlakuan tiga (T3) dilakukan pengambilan serum pada hari ke 14 dan perlakuan empat (T4) dilakukan pengambilan serum pada hari ke 28 pasca infeksi. Pada masing-masing perlakuan serum diambil sebagai antibodi sebanyak lima kali sebagai ulangan. Antibodi yang diambil direaksikan dengan antigen dan diuji dengan indirect-ELISA, dan hasil yang didapatkan dibaca pada ELISA reader dengan panjang gelombang 405nm dan didapatkan nilai Optical Density (OD). Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS dan dilanjutkan dengan Uji Anava dan Uji Turkey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pembacaan dengan ELISA reader peningkatan respon imun mulai terjadi pada hari pertama atau satu jam pasca infeksi yang kemudian mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada hari ke 7 dam mulai menurun lagi pada hari ke 14 dan angka tertinggi nampak pada serum yang diambil pada 28 hari pasca infeksi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK KH 30/10 Nis p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | immune response, Excretory-secretory protein, Toxocara canis, second tissue larvae | |||||||||
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture > SF405.5-407 Laboratory animals S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology |
|||||||||
Divisions: | 06. Fakultas Kedokteran Hewan | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | |||||||||
Date Deposited: | 18 Feb 2011 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 26 Jul 2016 04:53 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/20342 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |