MASLICHA SUSANTY, 060610058 (2010) PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI (BAWANG PUTIH, IODINE, DAN BENZALKONIUM CHLORIDA) SEBAGAI DESINFEKTAN TERHADAP DAYA BUNUH ESCHERICHIA COLI PADA FESES AYAM. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-susantymas-16131-kh151-1-k.pdf Download (538kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-susantymas-13539-kh151-1-e.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Ayam merupakan ternak yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu kendala yang sering dihadapi peternak adalah serangan penyakit yang dapat membuat kerugian besar pada suatu peternakan dan mahalnya obat-obatan. Salah satu penyakit yang sering menyerang ayam yaitu penyakit kolibasilosis yang disebabkan oleh Escherichia coli dimana penyebaran bakteri tersebut melalui air dan makanan yang terkontaminasi feses ayam. Feses merupakan salah satu sumber penyakit. Pengendalian penyakit yang ditularkan melalui feses dapat dilakukan salah satunya dengan sanitasi yang didalamnya terdapat program desinfeksi kandang dengan bahan antimikrobial kimia. Bahan antimikrobial kimia yang biasa digunakan sebagai desinfektan antara lain Benzalkonium Chlorida dan Iodine. Disamping bahan antimikroial kimia, juga terdapat bahan antimikrobial alami yang mempunyai kemampuan membunuh Escherichia coli salah satunya yaitu bawang putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan antimikrobial (bawang putih, Iodine dan benzalkonium chlorida) dan pengaruh interaksi perlakuan pada kedua faktor tersebut terhadap daya bunuh bakteri Escherichia coli pada feses ayam serta untuk membandingkan efektifitas bawang putih dengan iodine dan benzalkonium chlorida. Gerusan bawang putih ,Iodine dan benzalkonium chlorida dengan berbagai konsentrasi disiramkan pada 2 gram sampel feses ayam segar. Selanjutnya dilakukan penanaman pada media EMBA untuk melihat koloni bakteri Escherichia coli dengan ciri khas koloni berwarna hijau metalik yang dihitung dengan metode Viable Count Technique. Data yang diperoleh akan diolah untuk mencari persentase daya bunuh bahan antimikrobial (Lampiran 3). Hasil analisis (Lampiran 6) menunjukkan bahwa penggunaan jenis bahan antimikrobial ( faktor A) berpengaruh nyata ( P< 0.05) terhadap daya bunuh bakteri Escherichia coli sehingga perlu dilanjutkan dengan Uji Berganda BNJ 5% sedangkan konsentrasi bahan antimikrobial (faktor B) dan interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata terhadap daya bunuh bakteri Escherichia coli (P>0.05) sehingga tidak dapat dilanjutkan dengan Uji BNJ 5%. Berdasarkan Uji Berganda Beda Nyata Jujur 5% (BNJ) tentang pengaruh bahan antimikrobial terhadap daya bunuh bakteri Escherichia coli (Lampiran 7) menunjukkan bahwa diantara tiga bahan antimikrobial (bawang putih, iodine, dan benzalkonium chlorida), Benzalkonium chlorida mempunyai daya bunuh terbaik karena dapat membunuh bakteri Escherichia coli secara keseluruhan sedangkan bawang putih mempunyai daya bunuh yang sama dengan iodine sehingga bawang putih dapat menggantikan iodine sebagai desinfektan. Efektifitas desinfektan dipengaruhi banyak faktor antara lain konsentrasi dan lama waktu kontak Pada penelitian ini belum didapatkan konsentrasi dan lama waktu optimal bawang putih yang dapat membunuh Escherichia coli secara sempurna sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah konsentrasi bawang putih dan lama waktu kontak agar bakteri Escherichia coli dapat terbunuh sempurna.

Actions (login required)

View Item