Efek Fraksi Alkaloid Daun Jarong (Achyrantes Aspera Linn) Pada Viabilitas Kultur Sel Mieloma Mencit

Dhevie Kenny Astarina, - (2007) Efek Fraksi Alkaloid Daun Jarong (Achyrantes Aspera Linn) Pada Viabilitas Kultur Sel Mieloma Mencit. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
Dhevie Kenny A.pdf

Download (166kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2007-astarinadh-4788-kh0607-e.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Alkaloid merupakan senyawa kimia yang berasal dari tanaman, mengandung satu gugus atau lebih atom nitrogen, bersifat alkali dan pada umumnya berasa pahit. Alkaloid dari tanaman bekerja spesifik pada siklus sel dengan menghambat proses mitosis. Alkaloid sebagai antimitosis mempunyai kemampuan mengikat tubulin yaitu suatu protein yang menyusun mikrotubulus dengan menghambat atau memblokade polimerasi protein ke dalam mikrotubulus sehingga terjadi penghancuran dari mikrotubulus berakibat gangguan pada enzim telomerase sehingga mitosis terhenti pada metafase. Akibat gangguan pada telomerase menyebabkan ukuran telomer pada ujung kromosom tidak dapat dipertahankan, sehingga terjadi kematian sel (apoptosis). Alkaloid tanaman dapat menyebabkan gangguan pada membran sel sehingga berakibat komponen penyusun membran akan berubah dan proses fisiologi membran akan terganggu dengan terjadi kerusakkan dan pengkerutan pada membran tersebut. Pemberian fraksi alkaloid daun jarong (Achyrantes aspera lien) dosis 100 ppm dan 1000 ppm terbukti berpengaruh pada siklus pembelahan sel yaitu dengan menghambat mitosis sel mieloma stadium metafase . Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan aktivitas efek fraksi alkaloid tanaman jarong (Achyrantes aspera Linn) sebagai obat anti kanker secara invitro pada sel mieloma mencit dengan metode viabilitas sel. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu kultur sel mieloma, pewarnaan sel mieloma dengan triptan blue 0,4% dan penghitungan sel mieloma dengan teknik penghitungan cara Thoma. Penelitian ini menggunakan sel mieloma P3UI yang diperoleh dari Pusat Veterinaria Farma (PUSVETMA) Surabaya dan terlebih dulu dilakukan thawing. Sel yang diperoleh diberikan media baru yang terdiri dari RPMI dan FBS 10%. Sel tersebut dibiakkan dalam botol kultur pada kondisi suhu 37 °C dan lingkungan gas 02 95% - CO2 5%. Percobaan ini menggunakan microwell plate bentuk datar 24 lubang yang dibagi lima kelompok pelakuan tediri dari (PO) sebagai kontrol negatif berisi media DMSO dan sel mieloma, (P1) berisi fraksi alkaloid konsentrasi 1 ppm dan sel mieloma, (P2) berisi fraksi alkaloid konsentrasi 10 ppm dan sel mieloma, (P3) berisi fraksi alkaloid konsentrasi 100 ppm dan sel mieloma, (P4) berisi fraksi alkaloid konsentrasi 1000 ppm dan sel mieloma dan (P5) sebagai kontrol positif berisi kolkhisin 100 ppm dan sel mieloma. Masing- masing kelompok perlakuan dilakukan 4 kali replikasi. Setiap perlakuan dimasukkan kedalam vial kemudian ambil 1 ml, ditambahkan dengan pewama triptan blue sebanyak I ml. Dengan menggunakan teknik penghitungan cara Thoma dibawah mikroskop dihitung persentase viabilitas selnya yaitu jumlah sel yang hidup dibagi dengan jumlah sel keseluruhan ( sel hidup dan sel mati) dikali 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi larutan uji akan diikuti dengan penurunan persentase viabilitas sel mieloma sel mencit. Hasil uji ANOVA menggunakan program SPSS 8.0 Windows didapatkan harga F hitung = 161,264 pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05 ) yang berarti ada perbedaan harga rata-rata hitung antar kelompok larutan percobaan atau ada perbedaan hambatan pertumbuhan sel mieloma mencit antar larutan percobaan. Dari hasil uji LSD diketahui bahwa masing-masing kelompok larutan uji berbeda bermakna dengan larutan kontrol positif ( kolkhisin 100 ppm), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan hambatan pertumbuhan terhadap kultur sel mieloma mencit antara masing-masing kelompok larutan uji dengan larutan kontrol. Dengan kata lain larutan kontrol tidak memiliki hambatan pertumbuhan terhadap kultur sel mieloma mencit sebagaimana yang dimiliki oleh kelompok larutan uji. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tingginya persentase viabilitas sel larutan kontrol sebesar 94,38%. Semakin besar konsentrasi larutan uji semakin kecil persentase viabilitas sel. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kelompok larutan uji memiliki aktivitas hambatan pertumbuhan terhadap sel kanker (sitostatika) yang merupakan salah satu mekanisme antikanker. Pada penelitian ini diketahui bahwa konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian sel mieloma mencit lebih dari 50 persen yaitu pada dosis 1 ppm dengan harga LC50 sebesar 0,719 ppm. Konsentrasi fraksi alkaloid daun jarong (Achyrantes aspera Zinn) yang paling mendekati dengan kontrol positif (kolkhisin 100 ppm) adalah konsentrasi 100 ppm dan 1000 ppm.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK KH 06/07 Ast e
Uncontrolled Keywords: Viability cell, cultured cell, myeloma, Achyrantes aspera linn.
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD415-436 Biochemistry
Q Science > QK Botany > QK1-989 Botany
S Agriculture > SF Animal culture > SF405.5-407 Laboratory animals
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Dhevie Kenny Astarina, -NIM060433254
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSuwarno, -NIDN0015056106
Thesis advisorHusni Anwar, --
Depositing User: Nurma Harumiaty
Date Deposited: 15 Jun 2007 12:00
Last Modified: 21 Mar 2024 06:38
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/21436
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item