MARICE SARLOTA WORU, 100531898 (2007) PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK ULAT SAGU DAN SERBUK KELAPA PADA SAGU BAMBU TERHADAP DAYA TERIMA DAN NILAI GIZI (PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT): Pengembaugan Makaman Akernadf pads Muaim Paceklik di Kabupaben Boven Digoel Papua. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-worumarice-8974-abstract-7.pdf Download (405kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2009-worumarice-8400-fkm199-7.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Papua, memiliki kandungan karbohidrat tinggi namun sedikit protein, lemak dan zat gizi lainnya. Ulat sagu dan kelapa adalah bahan makanan potensial dan tinggi kandungan protein dan lemak serta zat gizi lain. Masalah gizi juga berkaitan erat dengan bencana alam, keterbatasan sarana dan prasarana transportasi sehingga dapat terjadi kegagalan distribusi pangan antar wilayah. Tujuan penelitian adalah mengetahui daya terima, nilai gizi, nilai ekonomi dan daya simpan dari sagu bambu kombinasi dengan ulat sagu dan kelapa, diharapkan dapat meningkatkan mutu gizi dan menjadi makanan alternatif pada musim paceklik (penghujan). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimetal semu yang dilaksanakan dengan rancangan lama subyek tanpa pengulangan. Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap pendahuluan dan tahap lanjutan. Tahap pendahuluan adalah pembuatan bahan yang dikeringkan sagu, ulat sagu dan kelapa, menguji kadar gizi (protein, lemak, karbohidrat, kalsium dan Fe) dari ulat sagu serta uji organoleptik 6 formula dan 10 panelis berdasarkan karakteristik warna, aroma, rasa dan tekstur. Tahap penelitian lanjutan dengan sampel penelitian 4 formula dan dinilai oleh 30 panelis berdasarkan karakteristik warna, aroma, rasa dan tekstur. Pengolahan data dilakukan dengan uji Friedman dan Wilcoxon signed rank untuk mengetahui perbedaan tingkat kesukaan terhadap sagu bambu. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa sagu bambu yang disukai adalah (FU1) dengan kombinasi sagu dan serbuk ulat sagu sedangkan nilai terendah adalah pada (FU0) yaitu sagu tanpa kombinasi. Kadar protein tertinggi pada FU3 (25,49 %) dan terendah adalah FU1 (19,39 %), kadar lemak tertinggi pada FU3 (30,18 %) dan terendah pads FU0 (26,23 %), kadar karbohidrat tertinggi pada FU0 (13,13 %) dan terendah pada FU1 (10,58). Nilai ekonomi tertinggi pada FU0 (Rp. 500,00) dan terendah pada FU3 (Rp. 425,00) dan daya simpan masing - masing formula dalam jangka waktu 1 bulan tidak ada kerusakan, namun pada formula FU3 ada perubahan bau karena tinggi akan lemak sehingga bau ketengikan. Hasil uji Friedman terhadap karasteristik warna adalah (sig = 0,185), aroma (sig = 0,000), rasa (sig = 0,000) dan tekstur (sig = 0,000). Warna menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna sedangkan pada aroma, rasa dan tekstur terdapat perbedaan yang bermakna. Sagu, ulat sagu dan kelapa merupakan bahan potensial pangan lokal dan memiliki daya simpan yang cukup baik. Sagu bambu kombinasi sagu, serbuk ulat sagu dan serbuk kelapa dapat dijadikan makanan alternatif, dapat di olah dengan beberapa cara baik tradisional maupun modern serta dapat ditetapkan eleh UKM dan home industri

Actions (login required)

View Item