Akhmad Ridho, 100630232 (2009) PENGARUH KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN BER-AC PADA GEDUNG BERTINGKAT TERHADAP SICK BUILDING SYNDROME. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2010-ridhoakhma-13328-fkm153-k.pdf Download (140kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2010-ridhoakhma-11459-fkm153-p.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Kualitas udara di ruangan ber-AC (Air Conditioner) yang baik akan mendukung kenyamanan bekerja. Namun, jika AC jarang dibersihkan akan mempengaruhi suhu, kelembaban udara dan pergerakan udara di ruangan serta munculnya mikroorganisme. Kondisi ini akan mengakibatkan kualitas udara menurun dan menimbulkan gangguan kesehatan pada penghuni gedung yang disebut dengan Sick Building Syndrome (SBS). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas fisik udara dalam ruangan ber-AC pada gedung bertingkat terhadap gangguan kesehatan SBS di PT. TEAC Electronics Indonesia Batam. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancang bangun cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara wawancara, observasi dan pengukuran yang meliputi suhu, kelembaban, kecepatan aliran udara. Jumlah populasi adalah 116 karyawan dan jumlah sampel yang diambil dengan cara random sampling technique sebanyak 90 orang. Data yang telah diambil kemudian dianalisis secara diskriptif dan secara analitik menggunakan regresi logistik (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ruangan, kelembaban relatif, dan kecepatan aliran udara belum memenuhi standar. Enam gangguan kesehatan tertinggi yang dialami oleh karyawan berturut-turut dari terbanyak adalah kulit kering (71,11 %), kelelahan (56,67 %), sakit kepala (58,89 %), tenggorokan keirng dan gatal (51,11 %), bersin (50 %) dan mata pedih (48,89 %). Variabel kelembaban udara berpengaruh terhadap gangguan kesehatan berupa mata merah (p = 0,037) dan rasa lelah (p = 0,001), dan variabel kecepatan aliran udara berpengaruh terhadap gangguan kesehatan berupa rasa lelah (0,05), sedagkan variabel suhu tidak berpengaruh secara signifikan (p > 0.05) terhadap gangguan kesehatan SBS. Saran yang dapat diberikan adalah perusahaan sebaiknya mempertimbangkan penggunaan pegharum ruangan yang terlalu menyengat, pengukuran kualitas udara baik fisik, mikrobiologi dan kimia dalam ruangan ber-AC secara berkala serta membuka jendela pada jam diluar kerja.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM 153/08 Rid p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | BUILDINGS-AIR CONDITIONS | ||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA565-600 Environmental health | ||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Keselamatan dan Kesehatan Kerja | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Fariddio Caesar | ||||||
Date Deposited: | 16 Sep 2010 12:00 | ||||||
Last Modified: | 04 Oct 2016 01:53 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/24161 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |