Edy Suyanto, 100630362 (2008) EVALUASI ATRIBUT SUVEILANS KUSTA DI DINAS KESEHATAN KABUPAN SAMPANG TAHUN 2007. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2010-suyantoedy-13345-fkm167-k.pdf Download (90kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2010-suyantoedy-11511-fkm167-e.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penyakit kusta masih menjadi masalah utama di Indonesia Data WHO Indonesia menempati urutan ke tiga di dunia Pada tahun 2005 penderita tercatat 21.537, jumlah penderita baru 19.695, proporsi cacat (8,7%), proporsi anak (9,1%). Melalui progam eliminasi kusta diharapkan angka prevalensi kusta < 1 per 10.000 penduduk. Kenyataannya di tingkat propinsi terdapat 40% propinsi yang belum mencapai eliminasi. Penemuan penderita baru di Jawa Timur masih sangat tinggi, Pada tahun 2006 ditemukan penderita baru sebanyak 5.068. Kabupaten Sampang merupakan daerah prevalensi rate tinggi yaitu 9,44 per 10.000 penduduk, CDR 18 per 100.000 penduduk, tingkat cacat 2 (11%), proporsi anak (22,6%), proporsi MB (86,3%) Tingginya proporsi cacat 2 menunjukkan masih banyak penderita baru terlambat ditemukan, proporsi penderita anak > 5% menunjukkan tingkat penularan masih tinggi. Belum maksimalnya koordinasi Tim GEK Kabupaten, Kecamatan dan Dinkes yang terkesan berjalan sendiri-sendri. Obat sering terlambat/kosong terutama obat kusta anak. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi Sistem Surveilans Kusta di Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang pada tahun 2007 Desain penelitian ini dirancang secara diskriptif dengan menggunakan pendekatan studi evaluasi. Subjek (responden) penelitian adalah pelaksana progam surveilans kusta dinas kesehatan Kabupaten Sampang, 3 kepala puskesmas beserta staf surveilans kusta dengan sasaran semua jenis laporan. Pengolahan dan analisa data menggunakan cara analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan pelatihan keterampilan khusus untuk mendiagnosa penyakit kusta, tingkat kesulitan dalam pengisian format laporan dan alur pelaporan adalah sederhana. Sedangkan proses pemasukan data ke komputer tidak pernah dilakukan pelatihan, labotarium tidak pernah di pergunakan dalam pemeriksaaan penegakan kasus adalah kesederhanaan rendah. Flesibilitas tidak dapat diukur, akseptibilitas adalah tinggi karena pemanfaatan data oleh pihak lain dan bentuk kegiatan yang dilakukan berdasarkan informasi surveilans. Sensitifitas dan NPP tidak bisa dinilai. Kerepresentatifan kasus kusta yang dilaporkan mencakup orang, tempat, dan waktu. Namun belum lengkap didalam penyajian data yaitu jenis kelamin dan kasus riwayat penderita penyakit kusta. Ketepatan waktu pelaporan dari unit pelapor adalah rendah < 80%. Laporan yang dikirim dari sumber data tidak tepat waktu. Kualitas data mempunyai kelengkapan laporan < 80% dan data yang terkumpul belum semua diolah adalah kualitas data rendah. Sedangkan pengolahan data dalam bentuk table, grafik, diagram, maupun spotmap dan pemberian pemaknaan adalah tinggi. Stabilitas mempunyai komponen pendukung yang baik sehingga tidak bisa dinilai. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa sistem surveilans yang ada merupakan system yang sederhana mempunyai kualitas dan akseptibilitas tinggi. Fleksibilitas, sensitifitas, stabilitas dan NPP tidak dapat diukur, untuk kerepresentatifannya rendah. Hambatan dalam pelaksanaan system surveilans adalah ketidaktepatan waktu laporan dan tidak lengkapnya data. Sehingga berpengaruh pada pengolahan, analisis, interprestasi, penyajian informasi.

Actions (login required)

View Item