Dewi Maryam Ulfa, 100610146 (2010) APLIKASI TEORI TIM AHLI WHO UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF STUDI DI DESA BANDARAN, KECAMATAN TLANKAN, KABUPATEN PAMEKASAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (abstrak) gdlhub-gdl-s1-2011-ulfadewima-19396-fkm101-k.pdf Download (91kB) | Preview
	Text (fulltext) download.php_id=gdlhub-gdl-s1-2011-ulfadewima-16201&no=1 Restricted to Registered users only Download (1kB) | Request a copy

Abstract

Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. Upaya kesehatan ibu dan anak ditempuh melalui berbagai cara, diantaranya dengan kegiatan peningkatan penggunaan ASI. Hal tersebut dilatarbelakangi adanya tendensi penurunan pemberian ASI terutama di kota-kota besar yang dikhawatirkan akan meluas ke pedesaan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur (2007) menyebutkan bahwa prosentase jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif di 936 Puskesmas seluruh Jawa Timur sebesar 40,77 % sedangkan target pencapaian nasional sebesar 80%. Tujuan penelitian adalah mengaplikasikan teori tim ahli WHO untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Responden adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan sebanyak 30 orang di Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan yang diambil secara purposive. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengisian kuesioner dan observasi langsung ke rumah responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-25 tahun, memiliki 5 anak, tingkat pendidikan rendah, dan tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga). Tingkat pengetahuan responden cukup baik dan sikap responden terhadap pemberian ASI eksklusif tergolong positif. Bidan adalah orang penting sebagai referensi bagi ibu dalam memutuskan pemberian ASI eksklusif. Ibu memperoleh informasi tentang pemberian ASI eksklusif dari bidan dengan jenis/ bentuk informasi yang diberikan berupa poster yang ditempel di puskesmas/ posyandu dan penjelasan secara lisan tentang isi KMS. Saat menyusui, aktivitas pekerjaan ibu berjalan seperti biasa, terdapat kepercayaan membuang kolostrum, pemberian susu formula pada bayi, terdapat beberapa pantangan makan bagi ibu menyusui dan terdapat 3 responden yang memberikan ASI eksklusif. Kesimpulan yaitu sebagian besar kegagalan pemberian ASI eksklusif didukung oleh praktik pemberian susu formula dan pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini. Disarankan, perlunya pendekatan khusus dengan memberikan informasi pentingnya ASI eksklusif melalui penyuluhan secara intensif serta pendekatan ke berbagai pihak diantaranya ibu bayi, keluarga, kader posyandu, tokoh masyarakat dan perangkat desa terkait. Translation: Breastfeeding in infants is the best way to improve the quality of human resources early. Mother and child health efforts undertaken by various means, including the activities to increase use of breast milk. This is emphasized by the tendency of decline in breastfeeding, especially in big cities that are feared to spread to rural areas. According to data of the East Java Public Health Service (2007) showing that the percentage of exclusively breast-fed babies in 936 health centers throughout East Java at 40.77% while the national target of 80%. The aim of research is to apply the theory of the WHO expert team to determine the factors that influence exclusive breastfeeding. This descriptive research with a qualitative approach. Respondents were mothers with infants aged 6-12 months counted 30 people in village of Bandaran district of Tlanakan, Pamekasan which taken by purposive. The technique of collecting data through interviews, questionnaires and direct observation to the home of respondents. Result of research showed that most respondents aged 20-25 years, have five children, education of respondent is low, and does not work (as a housewife). Enough level of knowledge and attitudes of respondents towards exclusive breastfeeding respondents considered positive. Midwives are important as a reference for the mother to decide on exclusive breastfeeding. Mothers to obtain information about exclusive breastfeeding from midwives to the type / form of the information provided in the form of posters taped to the puskesmas/ posyandu and verbal explanations about the contents of KMS. When breastfeeding, mom work activities as usual, there is still confidence discard colostrum, infant feeding bottles, there are few taboos meals for breastfeeding mothers and there are 3 respondents who give exclusive breastfeeding for the baby. The conclusion are largely the failure of exclusive breastfeeding practices is supported by formula feeding and breast-feeding companions too early. Recommended, the need for special approach by providing information on the importance of exclusive breastfeeding through intensive counseling and approaches to various parties including the baby's mother, family, neighborhood health center cadre, village officials and community leaders concerned.

Actions (login required)

View Item