Asrul, 100311233 (2007) PERBANDINGAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME ANTARA KARYAWAN YANG BEKERJA DI RUANGAN BER-AC SENTRAL DENGAN RUANGAN BER-AC LOKAL : Studi Komparasi di PT. Telkom DIVRE V Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2009-asrul-8580-fkm129_-7.pdf Download (180kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
24347.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Penggunaan Air Conditionier (AC) sebagai penyejuk ruangan bertujuan meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja dengan memperoleh temperatur, kelembaban, dan kecepatan aliran udara sesuai syarat yang dianjurkan. Pemasangan AC biasanya dapat diankukan baik secara sentral maupun secara lokal. Namun AC juga dapat memicu timbulnya masalah kesehatan jika tidak dirawat dengan baik. Kondisi tersebut merupakan salah satu faktor terjadinya penurunan kualitas udara dalam ruangan yang dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS). Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis perbedaan keluhan sick building syndrome antara karyawan yang beker a pada ruangan yang menggunakan AC sentral dengan karyawan yang bekeda pada ruangan yang menggunakan AC lokal di PT. Telkom DIVRE V Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancang bangun cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara wawancara, observasi dan pengukuran yang meliputi suhu, kelembaban, kecepatan aliran udara pada ruangan General Support dan Multimedia. Jumlah sampel diambil dengan cars simple random sampling dan diperoleh sampel sebesar 54 karyawan. Data yang telah diambil kemudian dianalisis secara diskriptif dengan tabulasi dan secara analitik menggunakan Uji T dua sampel independen dan Chi Square (α = 0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas AC pada ruangan General support sudah memenuhi kebutuhan sadangkan kapasitas AC pada ruangan Multimedia melebihi kebutuhan. Suhu dan kelembaban pads dua ruangan yang diukur masih berada pada standar, sedangkan kecepatan aliran udara yang diukur pada dua ruangan sudah melebihi standar. Gangguan kesehatan Sick Building Syndrome (SBS) yang dialami oleh responden pada ruangan General Support adalah bersin (55,6 %), kulit kering (50 %), sakit kepala (36,1 %). Sedangkan pada ruangan Multimedia gangguan kesehatan Sick Building Syndrome (SBS) yang terbanyak adalah kulit kering (66,7%), bersin (61,1 %), hidung buntu dan hidung berair (33,3 %).. Berdasarkan hasil perhitungan statistik disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara keluhan Sick Building Syndrome yang dialami oleh responden pads ruangan ber-AC central (General Support) dengan ruangan ber-AC lokal (Multimedia). Untuk mengurangi dampak keluhan kesehatan akibat berada dalam ruangan ber-AC yang tertutup, maka disarankan agar membuka jendela ruangan selama 1 jam dalam satu hari ker a serta menjaga kondisi tubuh dengan minum air hangat saat tubuh mulai terasa dingin atau menggunakan jaket saat bekerja.
Actions (login required)
View Item |