DIKI KANDI SOELANDONO, 100411517 (2008) PENGARUH FAKTOR IBU DAN FAKTOR LINGKUNGAN DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2009-soelandono-8612-fkm64_08.pdf Download (439kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
24357.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Pneumonia balita merupakan salah satu penyakit infeksi pada bayi/balita yang sangat serius dan merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang paling banyak menyebabkan kematian pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor ibu dan faktor lingkungan dalam rumah terhadap kejadian pneumonia balita. Rancang bangun penelitian ini adalah case control. Populasi penelitian terdiri dari populasi kasus dan ko0ntrol. Sampel kasus dan kontrol diambil dengan cara Simple Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor balita yang meliputi umur balita, jenis kelamin, status gizi, status imunisasi dan pemberian ASI eksklusif. Faktor ibu yang meliputi tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan. Faktor lingkungan dalam rumah, yang meliputi kondisi fisik rumah (ventilasi kamar tidur balita, ventilasi dapur dan pencahayaan kamar tidur balita), pencemaran udara dalam rumah (paparan asap dapur, paparan obat anti nyamuk dan paparan asap rokok dalam rumah) serta kepadatan penghuni dalam kamar. Menurut hasil analisis didapatkan bahwa variabel yang bermakna adalah kondisi fisik rumah yang berkategori kurang (OR=3,70 dengan 95% CI=1,24-11,32), kondisi ventilasi kamar tidur balita (OR=2,67 dengan 95% CI=1,01-7,16), pencahayaan kamar tidur balita (OR=2,64 dengan 95% CI=1,00-7,04), tingkat pencemaran udara dalam rumah yang berkategori tinggi (OR=6,55 dengan 95% CI=1,25-=43,09) dan paparan asap rokok dalam rumah (OR=2,67 dengan 95% CI=1,01-7,16). Sedangkan variabel yang tidak bermakna adalah tingkat pendidikan ibu yang berkategori rendah (OR=3,85 dengan 95% CI=0,77-25,00), tingkat pengetahuan ibu yang berkategori kurang (OR=0,39 dengan 95% CI=0,08-1,56), kondisi ventilasi dapur (OR=2,64 dengan 95% CI=0,94-7,51), paparan asap dapur (OR=2,39 dengan 95% CI=0,91-6,33), paparan obat anti nyamuk (OR=1,00 dengan 95% CI=0,33-3,05) dan kepadatan penghuni dalam kamar (OR=2,20 dengan 95% CI=0,83-5,87). Kesmmpulan dari hasil penelitian ini adalah kondisi fisik rumah yang berkategori kurang, kondisi ventilasi kamar tidur balita, pencahayaan kamar tidur balita, tingkat pencemaran udara dalam rumah yang berkategori tinggi dan paparan asap rokok dalam rumah mempunyai pengaruh terhadap kejadian pneumonia balita. Sedangkan variabel yang tidak mempunyai pengaruh adalah tingkat pendidikan ibu yang berkategori rendah, tingkat pengetahuan ibu yang berkategori kurang, kondisi ventilasi dapur, paparan asap dapur, paparan obat anti nyamuk dan kepadatan penghuni dalam kamar. Dan hasil kesimpulan, maka disarankan melakukan penyuluhan mengenai pneumonia balita, rumah sehat sesuai standart kesehatan dan cara penggunaan bahan bakar gas yang aman serta bagi anggota keluarga yang memiliki anggota keluarga perokok, untuk tidak merokok di dekat balita.
Actions (login required)
View Item |