Arifianto, Chandra Fitra, NIM. 110210057 E (2008) MOTIVASI BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL MOTIVATION) PADA KOMUNITAS MISKIN PERKOTAAN DI KELURAHAN WONOKROMO. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-arifiantoc-7364-psi910-k.pdf Download (344kB) | Preview
Preview	Text (FULL TEXT) 26566.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap motivasi bertahan hidup pada komunitas miskin perkotaan di Kelurahan Wonokromo Surabaya. Kemiskinan selalu berkaitan dengan masalah kesejahteraan dan kemelaratan. Penduduk yang miskin didefinisikan dengan berbagai kriteria dan wilayah miskin memiliki beberapa karakteristik seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi dan sarana/prasarana yang sangat rendah. Motivasi di sini terkait dengan kebutuhan-¬kebutuhan yang harus segera terpenuhi pada komunitas miskin. Kebutuhan dasar seperti fisiologis merupakan suatu hal yang urgen di dalam kehidupan komunitas miskin perkotaan. Keinginan untuk bertahan hidup di kota Surabaya menjadikan mereka berusaha di dalam kesehariannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma fenomenologis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tematik, dengan menggunakan prosedur EPP (Empherical Phenomenal Psychology). Prosedur analisis ini terdiri dari lima tahapan yaitu: (1) pembacaan transkip berulang kali (minimal 2 kali) dan melakukan koding, (2) menemukan meaning unit dalam transkip dengan cara menyorot frase yang bermakna, (3) melakukan trasformasi terhadap meaning unit ke dalam bahasa peneliti, (4) melakukan penyimpulan singkat terhadap beberapa transformasi yang telah dibuat, (5 ) mengabstraksikan kesimpulan. Subjek penelitian ditentukan secara criterion. Kriteria utama dari subjek penelitian ini adalah: (1) individu yang tinggal di kelurahan Wonokromo, (2) individu merupakan pendatang (berasal dari luar Surabaya), (3) individu yang berkeluarga dan bekerja, (4) individu yang tidak memiliki modal, (5) individu yang tidak memiliki ketrampilan, (6) Individu yang memiliki pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari¬harinya, dan (7) Individu yang tingkat pendidikannya rendah (SD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adjustment komunitas miskin perkotaan tersebut. Faktor tersebut yaitu kedekatan dengan sumber pekerjaan, kerekatan di dalam komunitas, dukungan dari penguasa setempat, dan terdapat tempat umum untuk berbaur dengan masyarakat sekitar. Keberadaan komunitas miskin tersebut sendiri merupakan ancaman bagi masyarakat sekitar. Selain itu, komunitas miskin tersebut juga mendapatkan ancaman dari masyarakat sekitar, Perusahaan Jawatan Kereta Api dan Royal Plaza. Namun ancaman timbal balik antara komunitas miskin dengan masyarakat sekitar tereduksi oleh keberadaan tempat parkir umum dan social support dari penguasa setempat. Motivasi yang muncul pada komunitas tersebut berbentuk pekerjaan dan kepentingan keluarga. Aspek kekolektivitasan komunitas itu sendiri merupakan kunci utama pada komunitas miskin perkotaan tersebut di dalam mempertahankan kehidupan mereka.

Actions (login required)

View Item