Sektiningsih, NIM. 120110247 (2008) GELANDANGAN DI SURABAYA (1950 - 1974). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2008-sektinings-7347-fssej1-k.pdf Download (322kB) | Preview |
|
Text (full text)
sekti.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Proses perkembangan kota selalu dihadapkan pada berbagai macam persoalan. Persoalan yang penting adalah masalah keterbatasan kemampuan kota untuk menyediakan peluang kerja bagi masyarakat yang terus bertambah pesat. Gelandangan menjadi masalah yang sangat penting, dimana kota Surabaya mengalami masalah gelandangan mulai Orde Lama sampai saat ini. Akan sangat menarik apabila dalam penelitian ini dapat menjawab: Bagaimana kondisi kota Surabaya baik secara sosial maupun secara ekonomi pada tahun 1960-an? Bagaimana kehidupan para gelandangan yang ada di kota Surabaya pada tahun 1959 sampai dengan tahun 1974? Bagaimana kebijakan pemerintah kota Surabaya dalam mengatasi masalah para gelandangan yang ada di kota Surabaya pada Repelita I? Metode pengumpulan data diperoleh dengan mengumpulkan sumber sejarah, baik sumber primer maupun sekunder. Sumber-sumber tersebut seperti arsip-arsip, surat kabar harian Surabaya, artikel koran dan majalah, serta sumber-sumber buku. Selain itu dilaksanakan pula, wawancara dengan beberapa Narasumber yang berkaitan erat dengan topik kajian. Masalah gelandangan adalah realita sosial yang cukup meresahkan masyarakat. Kesukaran-kesukaran yang harus dihadapi oleh gelandangan dalam mencari pekerjaan dan tempat tinggal. Memaksa mereka untuk tinggal secara tidak menetap di pinggiran sungai, di tepi rel kereta api, di emperan toko, di bawah kolong jembatan, dan di kuburan. Tidak jarang ada konflik antara pemilik kuburan dengan para gelandangan. Bahkan ada diantara mereka yang melakukan tindak kejahatan. Diawali dengan meningkatnya inflasi, sehingga kemajuan industri menjadi terhambat. Banyak pengangguran dimana-mana, karena minimnya kesempatan kerja. Dengan tidak adanya kesempatan kerja, memaksa mereka untuk menjadi gelandangan. Berbagai kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah seperti: operasi pembersihan, menyediakan tempat penampungan, menyalurkannya ke tempat yang membutuhkan tenaga kerja, dan mentransmigrasikan ke luar Jawa. Usaha tersebut cukup untuk menyadarkan mereka supaya tidak kembali menjadi gelandangan. Namun karena tidak dilakukan secara berkala, sehingga ada yang kembali lagi menjadi gelandangan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FS Sej 11/08 Sek g | ||||||
Uncontrolled Keywords: | HOMELESS PERSONS; ROGUES AND VAGA BONDS | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV4023-4470.7 Poor in cities. Slums | ||||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Sulistiorini | ||||||
Date Deposited: | 08 Jul 2008 12:00 | ||||||
Last Modified: | 16 Jul 2017 21:42 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/27364 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |