Kuswandoro, Wawan Edi, NIM. 090515771 M (2008) DINAMIKA KONFLIK LOKAL DAN PELEMBAGAAN PEMILU Studi Kasus Kegagalan Pemilukada Kabupaten Sampang Tahun 2006. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2008-kuswandoro-6913-ts0308-k.pdf Download (413kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2008-kuswandoro.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Tesis ini bertemakan dinamika konflik lokal dan pelembagaan pemilu, dengan mengambil kasus kegagalan pemilukada Sampang tahun 2006. Fokus penelitiannya adalah pada penyebab kegagalan dan kemungkinan munculnya konspirasi di balik kegagalan pemilukada tersebut. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, yaitu sebuah metode penelitian yang melakukan investigasi terhadap fenomena untuk memperoleh gambaran yang lengkap secara eksploratif-deskriptif Untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori konflik elite dan teori pelembagaan politik, serta dibantu konsep elite dan patron-client, dengan menggunakan pendekatan institusionalisme. Kegagalan pemilukada Sampang tahun 2006 yang menjadi kajian tesis ini, melibatkan suatu entitas sosial para elite lokal yang memiliki kesamaan kultur (Madura, Islam /NU), karenanya tidak dapat didekati dengan teori konflik pada lazimnya yang mengarah pada suatu kajian tentang subjek multietnis. Karenanya unit analisis pada tesis ini adalah entitas politik para elit, yang di dalamnya terdapat aktor, institusi, proses, peristiwa dan wacana, yang berlangsung dalam komunitas politik para elit dominan. Para elit dominan ini sekaligus merupakan sumber data utama yang penulis analisis dengan teknik deskripsi. Kegagalan pemilukada Sampang tahun 2006, di dalamnya terdapat berbagai keunikan lokal, beragamnya elit / aktor lokal, baik elit partai politik maupun elit agama, yang beroperasi pada ruang politik lokal, penulis analisis untuk menghasilkan deskripsi eksploratif tentang keunikan lokal tersebut untuk pemaknaan (interpretasi) sebagai hasil penelitian ini. Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa kegagalan pemilukada Sampang tahun 2006 disebabkan oleh kekurangan pasangan calon (yakni hanya terdapat satu pasangan calon), karena konflik dan konspirasi elit partai politik, baik internal maupun antar partai politik dominan, terutama PKB dan PPP, dan melibatkan para tokoh atau elit dominan. Lebih lanjut melibatkan pula partai lain, terutama Partai Golkar dan PPNUI sebagai "runner-up" dan kekuatan penyeimbang. Peneliti menyimpulkan dan memaknai, bahwa kegagalan pemilukada Sampang tahun 2006 ini merupakan kegagalan institusi politik. Institusi politik yang seyogyanya mengatur para aktor, di Sampang terjadi sebaliknya, justru institusi politiklah yang diatur oleh para aktor. Kedua, tidak bekerjanya teori tentang penyederhanaan partai politik melalui pembatasan jumlah partai politik. Di Sampang menunjukkan gejala sebaliknya: justru dengan sedikitnya partai politik (PKB dan PPP sebagai partai politik dominan) malah membuat daerah ini mengalami kemacetan proses politik. Dinamika politik lokal pada kasus kegagalan pemilukada Sampang ini, dengan keunikan content-nya, yang tidak terdapat di daerah lain (satu-satunya di Jawa Timur, dan ada 3 secara nasional), peneliti ajukan sebagai salah satu model political game ala Sampang, yang dapat memperkaya studi politik lokal, utamanya tentang pelembagaan pemilu.

Actions (login required)

View Item