BAYU AULIA PRIYANTOMO, 71214853030 (2014) Ketoprak Jawa Dalam Tayangan Opera Van Java di Trans 7 (Studi Tentang Representasi Ketoprak Jawa Dalam Tayangan Opera Van Java di Trans 7). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (134kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Opera Van Java merupakan salah satu acara yang ditayangkan di Trans 7 yaitu acara ketoprak Jawa yang mengangkat kesenian budaya tradisional Jawa dengan konsep pewayangan yang kemudian dibuat lebih populer yang bertujuan untuk menghibur. Representasi adalah bagian esensial dari proses dimana makna di produksi dan pertukarkan di antara anggota-anggota dari sebuah budaya. Representasi melibatkan bahasa, tanda-tanda dan gambar yang mewakili atau merepresentasikan sesuatu. Semiotik digunakan untuk membongkar dan menganalisis sistem tanda dan simbol dalam tayangan Opera Van Java dan bagaimana penggambaran elemen-elemen Ketoprak Jawa direpoduksi dalam tayangan budaya populer televisi Opera Van Java di Trans 7 Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semiotika John Fiske dengan menggunakan 3 Level yaitu Level Realita, Representasi, dan Ideologi. Opera Van Java merupakan acara ketoprak tetapi didalamnya menggunakan konsep pewayangan dimana didalamnya terdapat dalang, sinden, pemain karawitan atau pemain gamelan, dan wayang (pemain). Yang membedakan adalah Dalang dimana dalam acara ketoprak sutradara berada dibelakang layar atau panggung sedangkan di Opera Van Java dalang sebagai sutradara yang dimunculkan di panggung. Cerita yang berada di ketoprak Jawa diatur oleh sutradara dan pemain membaca naskah cerita, sedangkan di Opera Van Java dalang sebagai sutradara dan pemain hanya mendengarkan instruksi dari dalang tanpa membaca naskah cerita. Cerita atau lakon beranekaragam cerita yang dibawakan oleh Opera Van Java misalnya cerita Biografi orang yang telah sukses atau artis, cerita rakyat, legenda, dan sebagainya. Tembang atau lagu lebih sering dengan menggunakan lagu yang telah populer. Tembang atau lagu ini tergantung pada cerita yang dibawakan. Musik (gamelan) dibuat lebih modern dengan perpaduan antara musik tradisional gamelan dengan musik modern atau yang disebut dengan alat musik campursari. Kostum yang dipakai oleh pemain (wayang), sinden, dalang disesuaikan dengan cerita yang akan dibawakan atau yang akan disampaikan. Gerak-gerak indah atau tarian ini juga dimiliki oleh pemain (wayang) saat bernyanyi atau berlakon, sinden yang sedang menari sambil menari, dalang pun juga bisa bernyanyi sambil menari.Bahasa lebih didominasi Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi, bahasa Jawa dapat muncul sewaktu-waktu oleh para pemain (lebih didominasi oleh Nunung)
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 TSK.6/14 Pri k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | TRADITIONAL ART | ||||||
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P87-96 Communication. Mass media | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Magister Media dan Ilmu Komunikasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Dwi Prihastuti | ||||||
Date Deposited: | 12 Mar 2014 12:00 | ||||||
Last Modified: | 09 Sep 2016 09:22 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/28751 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |