Kagramanto, L. Budi (1999) PENGGUNAAN OBLIGASI SEBAGAI WAHANA INVESTASI DAN PENDANAAN PASAR MODAL. Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Pasar modal di tanah air beberapa waktu lalu pernah mengalami perkembangan pesat yang ditandai dengan booming perdagangan saham. Namun setelah zaman kejayaan saham sudah berlalu, kini muncul perdagangan obligasi yang makin marak dan banyak digemari orang. Saat ini banyak perusahaan yang melakukan emisi obligasi. Perdagangan serta penerbitan obligasi juga mulai menampakkan peningkatan yang cukup tajam, yang ditandai, pula dengan semakin meningkatnya perdagangan obligasi di pasar sekunder. Jumlah dana yang berhasil dihimpun melalui penerbitan obligasi dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan (Sawidji Widoatmodio, 1996 : 99). Paling tidak ada beberapa aspek yang sangat berpengaruh, sehingga perdagangan dan penerbitan obligasi mengalami lonjakan yang cukup berarti. Pertama, jumlah maupun keanekaragaman perusahaan yang memanfaatkan obligasi sebagai sumber alternatif pembiayaan di pasar modal, kedua, kemampuan investor (pemodal) yang tertarik untuk berinvestasi dengan menggunakan obligasi, dan ketiga adalah kondisi serta situasi perkembangan pasar modal di tanah air yang lebih kondusif dan mempunyai prospek cerah, terutama dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas di masa mendatang. Pemanfaatan Sumber-Sumber pembiayaan secara seimbang akan memperkokoh struktur permodalan perusahaan dan sekaligus akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber pembiayaan. Dengan demikian, pemanfaatan obligasi akan mampu meningkatkan daya saing perusahaan, karena perusahaan telah mampu memilih salah satu dari sekian sumber dana/ pembiayaan jangka panjang yang tersedia. Obligasi termasuk dalam kelompok investasi harta tetap (fixed asset investment), karena untuk dapat melakukan investasi pada obligasi investor harus memiliki cukup uang untuk diikatkan pada obligasi dalam jangka waktu tertentu. Investasi yang memiliki keterikatan dalam jangka waktu tertentu tersebut dapat dikatakan sebagai investasi harta tetap, seperti halnya obligasi yang dikeluarkan oleh BUMN : Bapindo, Jasa Marga, BTN, Yayasan Dana Pensiun dan sebagainya. Bagi masyarakat pemodal, investasi dalam obligasi memberikan beberapa keuntungan, antara lain sifat resikonya yang relatif lebih rendah. Obligasi juga memberikan tingkat bunga tetap atau floating rate; dan jika masyarakat aktif melakukan transaksi, maka obligasi juga dapat memberikan gain atau selisih jual dan beli. Saat ini cukup besar animo masyarakat untuk berinvestasi kedalam obligasi. Hal ini tercermin dari tingginya permintaan atas obligasi dalam setiap pelaksanaan emisi yang sudah dilakukan, bahkan ada beberapa perusahaan yang harus melakukan penjatahan akibat tingginya permintaan dibandingkan dengan jumlah obligasi yang ditawarkan (over subscribed). Pada periode 10 tahun pertama sejak aktifnya kembali pasar modal (1977 - 1987), perkembangan pasar obligasi Indonesia mengalami peningkatan sebesar Rp 936 milyar, yang berarti jauh melampaui nilai emisi saham yang sebesar Rp 174 milyar. Berarti dalam periode tersebut emisi obligasi tergolong lebih sukses dianding saham. Dalam 5 tahun terakhir sejak tahun 1992 sampai dengan 20 Juni 1997, jumlah emiten obligasi terus meningkat. Kalau dalam periode 1977 - 1987 tadi jumlah emiten obligasi terdiri dari 9 perusahaan, maka sampai 20 Juni 1997 telah meningkat menjadi62 perusahaan dengan total nilai emisi mencapai Rp. 15,21 triliun. Berarti terjadi peningkatan sebesar 1.525,57 % selama 5 tahun. Hampir semua penawaran obligasi dapat diserap masyarakat pemodal (I Putu Gede Ary Suta, 1998 : 40). Untuk meningkatkan aktivitas pasar sekunder, pemerintah telah membentuk lembaga rating yang bertujuan memberikan peringkat terhadap efek yang bersifat hutang (obligasi), dengan tujuan untuk membantu masyarakat dalam rangka mengambil keputusan investasi. Bahkan terhadap setiap perusahaan yang berkeinginan menerbitkan obligasi dikenakan kewajiban untuk melampirkan hasil peringkat yang diterbitkan lembaga tersebut. Dengan cara demikian perdagangan obligasi di pasar sekunder (bursa) menjadi bergairah kembali. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat ditarik permasalahan sebagai berikut: a. Bila perusahaan menggunakan obligasi sebagai wahana investasi dalam mengembangkan usahanya, maka keuntungan serta kerugian apa yang nantinya ditanggung oleh perusahaanyang menerbitkan obligasi tersebut?; b. Langkah-langkah apa yang perlu diperhatikan oleh pemegang obligasi untuk menekan risiko yang timbul dalam penggunaan obligasi, dan bagaimana ciri-ciri obligasi yang layak/sehat untuk digunakan sebagai wahana investasi dan pendanaan pasar modal?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan serta kerugian yang nantinya ditanggung oleh perusahaan penerbit obligasi. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh pemegang obligasi guna menekan risiko yang timbul dalam penggunaan obligasi sekaligus untuk mengetahui Pula bagaimana karakteristik suatu obligasi yang sehat untuk digunakan sebagai wahana investasi di sektor permodalan. Dengan diketahuinya keuntungan serta kerugian yang dirasakan oleh penerbit obligasi, langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh pemegang obligasi guna menekan risiko yang timbul serta karakteristik obligasi yang sehat untuk digunakan sebagai wahana investasi, maka diharapkan masyarakat pemakai obligasi dapat lebih mengetahui seluk beluk penggunaan obligasi dalam praktek guna lebih meningkatkan pengembangan kegiatan dunia usaha yang digelutinya. Penelitian ini bersifat diskripsi analitis dengan menggunakan metode induktif. Data yang dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk data primer dapat diperoleh melalui serangkaian wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan, antara lain buku-buku yang terkait dengan masalah tersebut, peraturan perundang-undangan, makalah seminar, hasil penataran dan diskusi, hasil penelitian, media masa, berbagai tulisan di majalah ilmiah serta tulisan lain yang berkaitan dengan obyek permasalahan. Selanjutnya dari data primer dan data sekunder yang berhasil dikumpulkan akan dianalisa secara kualitatif untuk mendapatkan kesimpulan yang obyektif serta saran-saran yang bersifat membangun. Penelitian ini tidak menggunakan metode perhitungan. Kesimpulan: a. Penerbitan dan perdagangan obligasi sebagai surat pengakuan hutang dari hari ke hari semakin berkembang sejalan dengan tumbuh dan berkembangnya kegiatan bursa efek dan berkembangnya perusahaan di tanah air; b. Perangkat peraturan mengenai penerbitan dan penawaran obligasi kepada masyarakat tetap mengacu pada Kep. Menkeu No. 1548/KMK.013/1990. Sedangkan pengaturan mengenai pencatatan dan perdagangan obligasi mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku di masing-masing bursa efek. Saran: a. Pasar sekunder obligasi harus tetap eksis, dan untuk melakukan proses jual beli/ transaksi perdagangan obligasi harus tersedia media masa yang memadai. Sehingga investor yang berminat membeli maupun menjual obligai dapat mengetahui informasi harga obligasi. Oleh karenanya diperlukan suatu wadah yang dapat dipercaya untuk menghimpun berbagai sumber informasi menganai harga obligasi yang tercatat di pasar sekunder; b. Market merker mempunyai tugas untuk meramaikan transaksi obligasi di pasar sekunder. Hal ini bisa terjadi apabila pasarnya sudah tersedia, dan para pialang, emiten, penjamin, bank, dana pensiun serta lembaga-lembaga lain yang terlibat hendaknya turut aktif sebagai market merker; c. Pasar obligasi harus lebih efisien. Oleh karenanya perilaku emiten saham yang tidak transparan pada saat go public bisa menjadi pelajaran bagi emiten obligasi. Jangan sampai apa yang tertulis dalam prospektus penawaran obligasi berlawanan dengan kenyataan yang ada; d. Perlunya dibentuk sistem informasi investasi oleh lembaga terkait dengan pasar modal guna memberikan informasi yang selektif bagi para investor. Diharapkan natinya tidak akan ada lagi emiten obligasi yang tidak mencatatkan harga transaksi obligasinya di pasar sekunder, karena ada kekhawatiran pengenaan pajak atas penerbitan obligasi.
Item Type: | Thesis (Other) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | 332.041 5 Pen 1 | ||||
Uncontrolled Keywords: | CAPITAL INVESTMENTS; LAW AND LEGISLATION | ||||
Subjects: | H Social Sciences > HG Finance > HG4501-6051 Investment, capital formation, speculation K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K1000-1395 Commercial law > K1024-1132 Commercial contracts > K1112-1116 Investments |
||||
Divisions: | Unair Research > Non-Exacta | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Nurma Harumiaty | ||||
Date Deposited: | 01 Jan 1999 12:00 | ||||
Last Modified: | 03 Nov 2016 22:11 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/28827 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |