DWI ASTUTIK
(2005)
PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN ANAK JALANAN MELALUI RUMAH SINGGAH DI JAWA TIMUR.
Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Keberadaan anak jalanan semakin marak semenjak krisis moneter berlangsung pada tahun 1997, ditambah dengan terungkapnya kasus KKN. Hal ini berdampak pada tingginya nilai jual kebutuhan pokok, banyak orang di PHK, masalah pengangguran tak terelakkan, karena kondisi ekonomi tidak stabil-tidak diragukan lagi bermunculan kasus perceraian, dan sebagainya. Kondisi ini semakin terpuruk dengan terjadinya bencana alam dan kasus pengungsi akibat perang antar suku. Semuanya berakibat buruk pada nasib anak. Banyak anak yatim, yatim piatu, keterlantaran, kekerasan, eksploitasi anak di bidang ekonomi dan bahkan pelecehan seksual terhadap anak perempuan, sodomi dan masih banyak perlakuan salah lainnya yang menimpa pada anak-anak. Kondisi ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak hanya mengalami masalah krisis ekonomi saja akan tetapi lebih buruk lagi mengalami masalah krisis moral.
Di Jawa Timur, jumlah penduduk tahun 2003 sekitar 36 juta jiwa yang memiliki jumlah harapan hidup 69,67 tahun; tingkat pendidikan 70,02 %; tingkat daya beli 51,59 % dan tingkat indek pembangunan manusia 63,66%. Terhitung diantara daerah yang jumlah anak jalanan terbesar di Indonesia, yakni tahun 2003 terdata 6049 anak jalanan.
Actions (login required)
|
View Item |