RINA JUDIWATI, 09
(2004)
GAMBARAN MORFOFUNGSI DNA DAN ANALISIS KROMOSOMAL UNTUK PENENTUAN PROGNOSIS KANKER PAYUDARA JENIS INFILTRATING DUCTAL CARCINOMA.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Full text not available from this repository.
(
Request a copy)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran morfofungsi DNA dan analisis kromosom untuk menunjang penyempumaan prognosis pada kanker payudara. Dengan tujuan untuk lebih menyempurnakan prognosis pads kanker payudara dilakukan pemeriksaan analisis kromosom dan morfofungsi DNA serta pemeriksaan reseptor estrogen/progesteron. Karena pada sel-sel kanker terdapat perubahan-perubahan pada tingkat kromosomal dan perubahan pada DNA serta perubahan aktivitas prolferasi sel. Pendekatan analisis kromosom dilakukan dengan pendekatan kualitatif sedangkan untuk morfofungsi DNA, reseptor esterogen/prgoesteron dilakukan dengan kuantifikasi ukuran, bentuk, variabel yang terukur sehingga dapat dianalisis. Pendekatan analisis kromosom untuk menganalisis kromosom secara kuantitatif didapatkan hasil pada penderita kanker payudara yang diteliti terdapat 53% dengan seluruh kelainan kromosom meliputi kelainan jumlah dan kelainan struktur. Sedangkan yang 47% didapatkan hasil analisis kromosom yang normal. Dari hasil analisis kromosom terdapat kelainan jumlah sebanyak 6,6% dan kelainan struktur sebanyak 46,6%. Pendekatan morfofungsi DNA dengan menganalisis kandungan DNA (ploidi, indeks) serta analisis siklus sel serta aktivita proliferai sel fraksi fase-S. Hasil pendekatan morfofungsi DNA terdapat hasil DNA ploidi, yang diploid 33% dan aneuploid sebanyak 60%. Indeks DNA yang baik 36% dan kurang baik 64%. Hasil fraksi fase-S baik 50% dan tidak baik 50%. Hasil pendekatan reseptor estrogen/progesteron didapatkan hasil reseptor estrogen/progesteron dengan hasil yang positip sebanyak 87% dan reseptor negatip 13%. Gambaran kromosom seringkali abnormal: sel yang diploid jarang dan kebanyakan aneploid kira-kira 79% dan kanker payudara menampakkan gambaran aneploid atau kelainan struktur (Trent, 1985). Indeks DNA yang kurang baik nilainya > 2,2 mempunyai resiko kematian yang tinggi. Indeks DNA antara 1,8 - 2,2 resiko kematiannya lebih rendah (Fisher, 1991). Nilai fraksi tase-S penting hubungannya dalam prognosis kanker payudara. DNA diploid dan fraksi fase-S < 7% prognosisnya adalah baik, sedangkan DNA aneploid dan fraksi fase-S > 12% mempunyai prognosis yang jelek (Palls, 1992}. Reseptor Estrogen/Progasteron dapat digunakan sebagai indikator prognosis kanker payudara. (Saez, 1983:Clark,1983).
Actions (login required)
|
View Item |