PENGARUH LATIHAN AEROBIK INTENSIF INTERVALTERHADAP RESPONS IMUN DI TITIK DEFLEKSI DENYUT NADI : Pendekatan Psikoneuroimunologi

AR. SHADIQIN, 099712409 D (2001) PENGARUH LATIHAN AEROBIK INTENSIF INTERVALTERHADAP RESPONS IMUN DI TITIK DEFLEKSI DENYUT NADI : Pendekatan Psikoneuroimunologi. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2007-romdoniroc-5345-disk09-t.pdf

Download (497kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-shadiqinar-5344-disk08-3.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Atas dasar konsep kardiovaskuler dan metabolik, latihan aerobik terbagi tiga zona yakni; zona aerobik pemulihan (intensitas 60%-70% denyut nadi maksimal = DNM); zona aerobik ekstensif (intensitas 70%-80% DNM) dan zona aerobik intensif (intensitas 80%-90% DNM) (Janssen, 1989). Titik defleksi denyut nadi (DDN) setara dengan titik ambang anaerobik (kadar asam laktat 4 mmol.L) dan merupakan indikator kapasitas maksimal aerobik (Janssen, 1989; Fox, 1993; Antonutto, 1995). Zona aerobik intensif merupakan zona aerobik yang terdekat dengan titik DDN. Dosis latihan fisik (DLF) aerobik intensif kontinyu yang mencapai zona tersebut dipilih untuk meningkatkan kapasitas maksimal aerobik (Janssen, 1989; Astrand, 1992). Dilaporkan terjadi penurunan kadar IgM dan IgG di serum (Shinkai, 1996). Fakta lain menyebutkan, penerapan DLF serupa tidak menurunkan IgA, IgM, IgE dan IgG serum (Eliakin, 1997). Perbedaan perubahan respons imun pada DLF aerobik intensif (stresor) tersebut belum diungkap melalui mekanisme modulasi respons imun. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh DLF aerobik intensif interval terhadap modulasi respons imun di titik DDN. Rancangan penelitian: Randomized Pretest-Posttest Control Group Design dengan sampel 16 orang mahasiswa pria sehat berusia 18-19 tahun serta mempertimbangkan status sosial, status gisi, beban fisik dan psikis. Kelompok perlakuan (Kp, 8 orang) diberi latihan berupa DLF interval 15 menit di atas ergocycle, intensitas 80%-90% DNM, frekuensi 3 kali per minggu, selama 6 minggu, dan Kelompok kontrol (Kk, 8 orang) tanpa perlakuan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah DLF interval (untuk menentukan parameter titik DDN, dan variabel tergantung adalah kortisol, IgM dan IgG dalam serum. Tahapan analisis data untuk menjawab permasalahan penelitian, meliputi uji normalitas dan keacakan atau uji IIDN (0.1), uji Anova, uji Manova, dan analisis Diskriminan. Hasil pemeriksaan fisik umum terhadap sampel didapatkan kesan sehat. Hasil uji Manova, tidak didapatkan perbedaan antara Kp dan Kk (p < 0.05) pada: a. Status fisik dan psikis b. Status laboratorik c. Data awal variabel tergantung pada saat istirahat (sl). d. Data awal variable tergantung pada titik DDN (dl). Hasil uji Anova, pada data awal tidak ada perbedaan antara Kp dan Kk (p > 0.05) pada denyut nadi istirahat (DNI) dan titik DDN. Dengan demikian kedua kelompok homogen. Hasil uji Manova pada variabel tergantung (s2), tidak didapatkan perbedaan antara Kp dan Kk dengan Fhit = 0.71311 dan Fsig = 0.239; dan pada (d2), dengan Fhit = 0.79460 dan Fsig = 0.412. Pengaruh DLF aerobik intensif interval terhadap modulasi respons imun di titik DDN, dapat diketahui dengan melakukan uji Manova terhadap selisih data (delta = #916;) variabel tergantung, dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan analisis diskriminan. #916; data awal Kp (d1-s1) = #916; l; Kk (d1-s1) = #916; 2 ; pada tes akhir Kp (d2-s2) = #916; 3 ; Kk (d2-s2) = #916; 4. Antara Kp ( #916; 3 - #916; 1) dan Kk ( #916; 4 - #916; 2), terdapat perbedaan (p < 0.05), dengan Fhit = 0.48530 dan Fsig = 0.029. Hasil analisis diskriminan didapatkan variabel IgM dan kortisol mencerminkan pola perubahan respons imun di titik DDN, dengan kekuatan pembeda 87,5 %. Kesimpulan penelitian ini adalah; 1. Modulasi respons imun di titik DDN akibat DLF aerobik intensif interval pada menggambarkan kondisi fisiobiologis. 2. Penerapan DLF aerobik intensif interval menunjukkan pola perubahan modulasi respons imun di titik DDN yang tercermin pada interaksi kadar kortisol dan IgM. 3. Perubahan respons imun di titik DDN akibat penerapan DLF aerobik intensif interval dapat dijadikan sebagai indikator sehat. Atas dasar hasil dari penelitian ini dapat disarankan; 1. Pengembangan penelitian maupun pemanfaatan DLF, terutama hams ditujukan untuk mendapatkan respons dalam bentuk adaptasi yang tidak patologis. 2. Pemanfaatan dan pengembangan DLF dan respons imun diharapkan menghasilkan respons yang menyehatkan terutama dalam pengembangan kedua kemampuan aerobik dan anaerobik yang dimiliki setiap individu. Adapun kajian yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan adalah; 1. Penelitian tentang mekanisme pola respons imun pada latihan fisik zona aerobik intensif dengan metode interval yang melibatkan variabel innate immunity dan adaptive immunity. 2. Penelitian tentang mekanisme pola respons imun pada latihan fisik zona anaerobik sebagai cerminan kemampuan maksimal anaerobik seseorang. 3. Keakuratan mekanisme perubahan perilaku dalam mengembangkan penelitian menyangkut penerapan DLF hams tetap berpijak pada konsep psikoneuroimunologi. 4. Model penelitian ini perlu dikembangkan pada kelompok atlet pria dan wanita, agar mereka merasa lebih aman dan lebih percaya diri dalam menekuni profesinya.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K.08/03 Sha p
Uncontrolled Keywords: Physical exercise, interval intensive aerobic exercise, heart rate deflection, maximal heart rate, immune response modulation.
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine > RC1200 Sports Medicine
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
AR. SHADIQIN, 099712409 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorPitono SoepartoUNSPECIFIED
Thesis advisorSuhartono Taat PutraUNSPECIFIED
Thesis advisorSunarko SetyawanUNSPECIFIED
Depositing User: mat sjafi'i
Date Deposited: 26 Sep 2016 01:56
Last Modified: 15 Jun 2017 23:37
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32098
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item