LEO HERLAMBANG, 090710228 D (2014) STRUKTUR KEUANGAN ISLAMI,KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA PASAR SAHAM(STUDI PADA EMITEN SAHAM SYARIAH INDONESIA). Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2015-herlambang-37050-4.abst-t.pdf Download (31kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s3-2015-herlambang-37050-15full.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Studi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui mengetahui, memahami dan memperoleh bukti atas peran dan pengaruh Struktur Keuangan Islami (SKI) terhadap Kinerja Keuangan (KK) dan Kinerja Pasar Saham (KP) Emiten Saham Syariah di Indonesia. Industri keuangan syariah dimulai sekitar tahun 1970 yang diawali adanya perbankan retail dan berlanjut ke bank komersial. Seiring booming minyak dunia, pada tahun 1980, mulai muncul sindikasi dan pembiayaan bidang properti, termasuk asuransi syariah. Adapun cikal bakal pasar modal syariah diawali tahun 1990, yang meliputi portofolio saham syariah maupun sekuritisasi aset syariah. Perkembangan terakhir muncul keuangan syariah kontemporer. Meski pangsa pasar keuangan syariah global dibanding keuangan konvensional di berbagai negara belumlah mayoritas, namun perkembangan terakhir industri keuangan syariah sangat menggembirakan. Ketertarikan dunia pada industri keuangan syariah sangatlah besar dan terus membesar. Perkembangan terakhir banyak negara yang penduduknya non muslim pun mengembangkan keuangan syariah. Komposisi terbesar dari keuangan syariah adalah di saham syariah. Di pasar modal Indonesia, jumlah penerbitan aset keuangan syariah juga semakin membesar. Dimulai obligasi syariah, saham syariah, sukuk, reksadana syariah dan lain-lain. Dari semua yang ada, saham syariah masih paling dominan. Jumlah dan nilai kapitalisasi saham syariah dari waktu ke waktu terus meningkat. Khusus saham syariah, nilai kapitalisasi pasarnya hampir selalu mendekati 50 persen dari total saham yang ada. Penerapan Syariah Islam (PSI) di pasar modal syariah sangatlah diperlukan untuk investasi para investor sesuai koridor syariah. Penerapan syariah Islam dilakukan melalui proses screening, baik dari sisi bisnis maupun keuangan Emiten Saham Syariah (ESS). Penerapan syariah Islam dalam studi ini ditunjukkan dengan variabel Struktur Keuangan Islami (SKI) yang berupa Debt with Interest Ratio to Total Assets Ratio (ITA), yakni menghitung berapa rasio hutang berbasis bunga ESS terhadap total aset-nya. Setelah ada proses screening melalui SKI, tentunya perlu diketahui, apakah SKI akan mempengaruhi Kinerja Keuangan (KK) dan Kinerja Pasar Saham (KP) signifikan. Termasuk mengetahui KK sebagai variable intervening apakah juga berpengaruh terhadap KP Hasilnya secara statistik, pertama, Struktur Keuangan Islami (SKI) yang masih berbasis bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (KK). Hal ini berarti SKI, dengan utang berbasis bunga berbatas maksimum 45 % dari total aset dengan indikator debt with interest to total assets (ITA), yang semakin tinggi tidak menjamin perusahaan akan memiliki KK yang baik yang diindikasikan oleh return on assets (ROA). Kedua, SKI tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pasar Saham (KP). Hal ini berarti semakin tinggi SKI yang masih berbasis bunga tidak akan mendukung KP semakin tinggi yang diindikasikan oleh market value of equity (MVE). Ketiga, Kinerja Keuangan (KK) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pasar Saham (KP). Hal ini berarti KK yang semakin tinggi akan membuat KP semakin tinggi. KK, dengan indikator return on assets (ROA), yang tinggi akan menghasilkan KP yang tinggi dengan indikator market value of equity (MVE). Arah jalur KK ke KP adalah positif, menunjukkan semakin tinggi KK maka KP juga semakin naik. Dengan hasil ini, SKI dengan analisis kuantitatif statistik tidak memiliki pengaruh langsung terhadap KK maupun KP. Ketika KK dimasukkan sebagai variabel intervening , maka memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KP. Ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan lebih dipengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan profit, bukan berdasar struktur keuangan. Namun karena studi ini merujuk atas sudut pandang Islam maka ditambahkan analisis kualitatif dan analisis syar’i, sekaligus analisis integratif untuk mengkomprehensifkan hasil riset ini. Hasil akhir investasi adalah nilai perusahaan,yang secara Islami merujuk pada kehalalan investasi, keamanan dan kestabilan jangka panjang. Hal ini menjadi salah satu kunci KP investor ESS. Disamping investor ESS yang muslim, terdapat investor ESS yang non muslim, sehingga keberadaan ESS lebih menjamin tingkat KP. Secara umum, peran penerapan syariah Islam dapat dilihat dari cara penyaringan investasi saham syariah (Islamic Investment Screening-IIS) di berbagai kawasan. Meskipun bentuk penyaringan IIS masih berbeda-beda, namun intinya screening sama yakni proses menyaring untuk mengurangi resiko berinvestasi secara tidak syariah. Bukan sebuah jaminan bahwa setelah discreening, investasi pada ESS akan naik nilainya. Dalam Islam, secara kualitatif dan syar’i, harta yang dimiliki manusia hanya titipan yang Sang Pencipta Allah SWT. Manusia sebagai khalifah di bumi, wajib menjaga dan menaikkan nilainya. Kenaikan nilai investasi ESS yang diindikasikan oleh KPS, termasuk yang didukung KK, haruslah secara syariah tanpa harus merugikan pihak lain, baik muslim maupun non muslim, karena Islam adalah rahmatan lil alamin. Kesesuaian penerapan syariah Islam pada Struktur Keuangan Islami di pasar modal Indonesia dalam praktek ditemukan hal-hal sebagai berikut, pertama, ternyata penerapan syariah Islam ditentukan oleh Bapepam LK dengan menerbitkan DES yang kesesuaiannya masih terbatas pada usaha yang dijalankan emiten, laporan keuangan emiten – khususnya struktur keuangan- dan hasil konfirmasi Bapepam LK kepada para emiten tentang pendapatan non halalnya. Kedua, penerapan syariah Islam masih belum merupakan kesadaran emiten sendiri untuk menjadi emiten saham syariah dengan cara menjaga struktur keuangannya secara konsisten, sehingga cukup mudah terjadi perubahan status dari sebelumnya masuk kategori Daftar Efek Syariah menjadi tidak syariah. Jadi, secara umum kesesuaian penerapan syariah Islam di pasar modal Indonesia dengan Syariah Islam berjalan, namun belum normal. Hal ini karena niat menjadi emiten saham syariah (ESS) bukan berasal dari emiten namun dari penilaian otoritas. Kedepan sangat mungkin diperlukan kepastian niat dari emiten untuk masuk di DES atau tidak. Pengurus emiten saham syariah perlu dimintai komitmen untuk menjaga perusahaan untuk tetap dalam koridor syariah, sehingga investor saham syariah dapat berinvestasi secara jangka panjang dan tidak perlu sering melakukan cleansing, sekaligus membantu otoritas dalam merancang pengembangan pasar modal syariah. Temuan studi pada penelitian ini, pertama, tentang pentingnya menetapkan diri sebagai emiten syariah. Fakta yang ada menunjukkan bahwa jumlah ESS naik turun mengikuti kondisi perekonomian. Ketika kondisi ekonomi buruk jumlah ESS turun. Kondisi ini akan berpengaruh pada proses investasi yakni proses cleansing dan maturity. Karena penetapan menjadi ESS oleh OJK, bukan kesadaran emiten, maka ketika ditetapkan tidak syariah , baik karena krisis atau bukan, maka investor syariah wajib melakukan cleansing dan mengacaukan rencana investasi jangka panjangnya. Sering proses cleansing menjadi proses yang berat ketika likuiditas saham ESS tidak tinggi. Dengan menetapkan diri sebagai ESS sejak awal, sangat kecil kemungkinan terdapat proses cleansing dan investor ESS adalah long term investor. Kedua, menghilangkan unsur hutang berbasis bunga dan menghindari resiko kurs. Saat krisis ESS yang memiliki utang berbasis US$, meski awalnya utangnya berbasis bunga tidak lebih dari 45% atas asetnya, namun karena krisis, komposisinya bisa langsung berubah, sekaligus berpengaruh pada kemampuan menghasilkan return on assets, karena dipastikan rugi. Inilah pentingnya mengurangi utang berbasis bunga, apalagi yang sekaligus berbasis valas. Ketiga, investor yang berinvestasi di ESS, yang berorientasi return jangka panjang memiliki kecenderungan tidak melihat rasio keuangan maupun market return sesaat, tetapi mayoritas lebih percaya pada Islamic screening. Teori struktur keuangan tidak ada, yang ada adalah teori struktur modal. Dari tiga temuan tentunya dapat diusulkan teori Islamic Financial structure (IFS) ataupun Islamic Capital Structure (ICS) dalam kaitan teori keuangan dan mampu ditempatkan dan disejajarkan di suatu peta teori keuangan, sebagaimana dalam aplikasi bisnis yang dipandang selama ini sebagai penerapan ekonomi konvensional, yang mendasarkan atas bunga. Teori struktur modal konvensional banyak didiskusikan mulai dari yang tradisional sampai modern seperti Modigliani Miller theory, determinan financial structure, optimum financial structure, trade off theory yang dikaitkan dengan marginal tax, agency theory, yang menyasar ke corporate governance, signal theory, packing order theory, yang dikaitkan dengan market timing maupun dinamic financial structure. Teori MM yang menjadi dasar teori struktur modal modern selama ini secara jelas menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak selalu tergantung struktur modal perusahaan. Hal ini cukup berbeda dengan konsep struktur keuangan atau struktur keuangan yang Islami yang karena keaadan masih mengijinkan pengunaan utang berbasis bunga meskipun dibatasi, namun sangat disarankan karena lebih mendasarkan struktur keuangan yang berbasis ekuitas dan profit loss sharing, untuk keamanan semua pihak. Karena Penerapan Syariah Islam (PSI) menggunakan Struktur Keuangan Islami (SKI) bukanlah suatu yang utopis, tapi suatu fakta yang sudah berjalan, maka dapat diusulkan bahwa penerapan syariah Islam dalam penyaringan investasi secara Islami (Islamic Investment Screening-IIS) yang menggunakan Islamic financial structure sebagai materi untuk mendapatkan value of the firm dapat dijadikan sebuah konsep baru untuk menjadikannya sebagai teori baru dengan menempatkannya di berbagai teori keuangan yang ada.</description
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 DIS.EI.07/15 Her s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | STRUKTUR KEUANGAN ISLAMI, KINERJA KEUANGAN,KINERJA PASAR SAHAM | ||||||
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc > BP1-253 Islam H Social Sciences > HG Finance > HG1-9999 Finance H Social Sciences > HG Finance > HG4501-6051 Investment, capital formation, speculation > HG4551-4598 Stock exchanges |
||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Dhani Karolyn Putri | ||||||
Date Deposited: | 09 Oct 2016 12:12 | ||||||
Last Modified: | 09 Oct 2016 12:12 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32669 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |