SRI REDJEKI, 09981359 D (2005) PENGURANGAN PENGGUNAAN ENERGI PADA DESALINASI AIR LAUT DENGAN PROSES ELEKTRODIALISIS : TINJAUAN PADA KINETIKA TRANSPOR ION DAN MODEL MATHEMATIK NERNST-PLANCK. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2006-redjekisri-3386-dism12-k.pdf Download (425kB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT)
32812.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Proses desalinasi air laut salah satu masalah yang sangat menantang bagi negara Indonesia yang mempunyai lautan cukup luas, dimana kandungan air laut adalah 96,5% air dan 3,5% garam-garam mineral. Dibandingkan teknologi pemisahan lainnya, teknologi membran menawarkan keunggulan seperti pemakaian energi yang rendah, sederhana dan ramah lingkungan. Ada beberapa proses membran yang dapat digunakan untuk proses desalinasi antara lain, Reverse Osmosis (RO), Distilasi dan Elektrodialisis. Gaya dorong (Driving force) pada elektrodialisis adalah energi listrik (AE), yang dipergunakan untuk memisahkan ion dari umpan menjadi air tawar. Pada desalinasi air laut dengan menggunakan Elektrodialisis (ED), energi yang diperlukan untuk memisahkan ion cukup tinggi, karena jumlah energi yang diperlukan sebanding dengan jumlah garam yang dipisahkan. Faktor-faktor yang ikut menentukan tingginya energi pada proses ED adalah tahanan listrik, fouling dan polarisasi konsentrasi. Fouling pada membran ED disebabkan adanya senyawa organik terlarut pada umpan yang menyebabkan bertambahnya hambatan pada permukaan membran. Polarisasi konsentrasi pada permukaan membran akan membuat arus listrik yang dipergunakan bertambah tinggi. Pada penelitian ini akan dilakukan pengurangan pemakaian energi pada proses ED. Melakukan rekayasa kinetika transport ion adalah berkaitan dengan pengurangan polarisasi konsentrasi dan adanya fouling dapat dikurangi dengan perlakuan awal menggunakan membran Mikrofiltrasi. Untuk mengurangi pemakaian energi listrik maka, besarnya arus yang digunakan adalah arus batasnya (h;m). Arus batas adalah jumlah arus yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah ion yang ada. Pertamakali proses desalinasi air laut dilakukan secara konvensional yaitu, tanpa menggunakan arus batas, hal ini dilakukan sebagai kontrol pada penelitian ini. Dari hasil desalinasi ini, dapat dilihat bahwa hasil yang terbaik diperoleh pada temperatur 30°C, pada konsentrasi 35.000 ppm diperoleh hasil terbaik 1000 ppm untuk laju alir 5 cm/cit. Dari hasil perhitungan besarnya energi, berdasarkan rekayasa kinetika, konvensional dan model matematik, maka diperoleh yang paling rendah kebutuhan energinya adalah dengan menggunakan rekayasa kinetika.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK Dis M 12/05 Red p | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | desalination; electrodialysis | ||||||||||||
Subjects: | Q Science > QD Chemistry > QD1-999 Chemistry T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD429.5-480.7 Water purification. Water treatment and conditioning. Saline water conversion T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK1001-1841 Production of electric energy or power. Powerplants. Central stations |
||||||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Matematika & IPA | ||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | ||||||||||||
Date Deposited: | 02 Jul 2017 18:45 | ||||||||||||
Last Modified: | 02 Jul 2017 18:46 | ||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32812 | ||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||
Actions (login required)
View Item |