JOKO WALUYO, 099813158 D (2004) PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI PROTEIN ANTIBAKTERI DARI CACING TANAH. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2006-waluyojoko-3407-dism03-k.pdf Download (582kB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT)
32834.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Cacing tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam famili, yaitu famili Enchytraeidae, Moniligastridae, Octochaetidae, Glossoscole¬cidae, Megascolecidae dan Lumbricidae. Cacing tanah yang terbanyak ditemukan di Pulau Jawa adalah cacing tanah Pheretima javanica, Pontoscolex corethrurus dan Pheretima capensis. Pheretima javanica termasuk dalam famili Megascolecidae dan mempunyai tubuh yang besar serta panjang dibanding cacing tanah yang lain (Waluyo, 1993). Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstraksi cacing tanah Lumbricus rubellus dan Pheretima sp. yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif Escherichia coil, Shigella dysenteriae, Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi (Affandi, 1996; Muliasari, 1996). Ju Hyun dkk. (1998) berhasil mengisolasi dan mengkarakterisasi peptida antimikroba dari cacing tanah Lumbricus rubellus dan disebut lumbricin I. Lumbricin I merupakan peptida antimikroba yang mengandung asam amino prolin 15 % dari total berat kering dan mempunyai berat molekul 7,231 kDa. Selain itu, Milochau dkk. (1997) juga telah mengisolasi dan mengkarakterisasi protein antibakteri dari cairan coelomic cacing tanah Eisenia fetida andrei yang mempunyai aktivitas antibakteri dan diberi nama fetidin dengan berat molekul 40,0 kDa dan 45,0 kDa. Selain itu cacing tanah digunakan oleh masyarakat untuk obat tipus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji ekstrak protein cacing tanah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa yang berpotensi sebagai antibakteri, dilanjutkan isolasi dan karakterisasi protein antibakteri cacing tanah. Selain itu penelitian juga ditujukan untuk menentukan konsentrasi hambatan minimum dan uji sifat kerja protein antibakteri cacing tanah terhadap bakteri uji. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan protein murni dari cacing tanah yang bersifat antibakteri, sebagai dasar untuk pengembangan penelitian lebih lanjut dalam penggandaan protein murni dengan bioteknologi. Selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan sebagai bahan pembuatan obat alternatif penyakit tipus dan infeksi oleh bakteri lain, sehingga akan membuka wawasan baru dalam upaya pemanfaatan bahan alam secara optimal. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan: (1) Identifikasi cacing tanah; (2) Pembuatan ekstrak cacing tanah dalam tiga macam pelarut yaitu: 0,50mM MOPS, 0,9 NaCl, bufer fosfat; (3) Uji aktivitas ekstrak cacing tanah; (4) Purifikasi protein antibakteri menggunakan kromatografi kolom Anion Exchanger dan gel filtrasi serta pemurnian dengan Native-polyacrilamide gel electroforesis; (5) Penentuan konsentrasi hambatan minimal protein antibakteri; (6) Karakterisasi protein antibakteri meliputi berat molekul, kandungan asam amino, pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas protein antibakteri; (7) Uji sifat kerja protein antibakteri. Hasil uji daya antibakteri menunjukkan bahwa ke tiga cacing tanah yang diteliti semua mengandung protein antibakteri. Ekstrak Pheretima javanica menunjukkan aktivitas lebih tinggi dibandingkan ekstrak Pheretima capensis dan Pontoscolex corethrurus, diameter zona hambatan masing¬masing sebesar antara 10,0-14,0 mm; 6,5-9,0 mm; 7,0-10,0 mm. Dibanding pelarut lain bufer MOPS paling tepat untuk pelarut protein. Fraksinasi protein Pheretima javanica dalam pelarut MOPS dengan kromatografi DEAE dihasilkan tiga puncak kelompok protein pada pengukuran dengan spektrofotometri (λ 280). Puncak kelompok protein ketiga mempunyai aktivitas antibakteri, dan terelusi dalam kolom DEAE dengan gradien konsentrasi 0,380 M NaCl. Protein aktif difraksinasi lebih lanjut menggunakan kromatografi filtrasi dan menghasilkan dua puncak kelompok protein. Hasil analisis dengan SDS-PAGE menunjukkan bahwa puncak pertama mempunyai berat molekul 66,0 kDa-150,0 kDa dan puncak kedua mempunyai berat molekul 7,0 kDa-55,0 kDa. Hasil uji aktivitas menyatakan bahwa puncak kedua mempunyai aktivitas antibakteri. Puncak protein kedua kemudian dimurnikan dengan Native-PAGE dan dihasilkan tujuh macam pita protein. Hasil uji aktivitas terhadap masing-masing pita menunjukan bahwa pita protein no.6 mempunyai aktivitas antibakteri. Protein tersebut mempunyai konsentrasi hambatan minimum terhadap bakteri Gram negatif: Salmonella typhi, Shigella dysenteriae, Escherichia coil, berturut-turut sebesar 40,0 µg/mL, 40,0 µg/mL, 20,0 gg/mL, dan Gram positif: Psedomonas aeruginosa, Bacillus subtilis pada konsentrasi 20,0 µg/mL, 10,0 µg/mL. Hasil karakterisasi berat molekul dengan SDS-PAGE menunjukkan bahwa pita protein no.6 (aktif) mengandung dua macam pita protein dengan berat molekul 31,0 kDa dan 34,0 kDa. Hasil analisis asam amino protein no.6 mengandung hidroksiprolin (19,04%). Uji aktivitas antibakteri masih mempunyai aktivitas sampai suhu 75°C dan mempunyai pH optimum 7. Protein antibakteri Pheretima javanica mempunyai sifat kerja antibakteri sebagai bakteriostatik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian lanjutan, terkait dengan protein antibakteri dari cacing tanah. Oleh karena itu disarankan untuk penelitian lebih lanjut dalam melakukan kloning DNA dari protein antibakteri Pheretima javanica dan penerapan obat alternatif.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK Dis M. 03/05 Wal p | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Earthworms Pheretima javanica, Pontoscolex corethrusus, Pheretima capensis, antibacterial protein, Salmonella typhi, Escherichia coil, Shigella dysenteriae, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis. | ||||||||||||
Subjects: | Q Science > QD Chemistry > QD241-441 Organic chemistry S Agriculture > SF Animal culture > SF409 Small animal culture T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD429.5-480.7 Water purification. Water treatment and conditioning. Saline water conversion |
||||||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Matematika & IPA | ||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | ||||||||||||
Date Deposited: | 03 Jul 2017 23:36 | ||||||||||||
Last Modified: | 03 Jul 2017 23:38 | ||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32834 | ||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||
Actions (login required)
View Item |