NURI ALRIANTI PRAMITA, 061310113023 (2016) FREKUENSI KEJADIAN DAN BENTUK ABNORMALITAS TELUR AYAM PADA PETERNAKAN TUNAS MUDA DESA TASIK MADU KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN. Tugas Akhir D3 thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (HALAMAN DEPAN) 1. HALAMAN DEPAN.pdf Download (720kB) | Preview
	Text (BAB I) 2. BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (305kB) | Request a copy
	Text (BAB II) 3. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (442kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 4. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 5. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (307kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 6. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (258kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 7. DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (292kB) | Request a copy
	Text (LAMPIRAN) 8. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (567kB) | Request a copy

Abstract

Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang sangat diminati oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan masyarakat dapat mengonsumsi telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini karena telur ayam ras relatif murah dan mudah diperoleh serta dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan (Lestari, 2009). Ayam petelur merupakan ayam yang sangat efisien menghasilkan telur, dan mulai bertelur umur ± 20 minggu dengan jumlah telur sekitar 250-300 butir per ekor per tahun. Telur merupakan sumber protein hewani, bergizi tinggi, disukai masyarakat, mudah didapat, harga terjangkau, dan dapat dibuat berbagai produk seperti roti, kue, telur asin dan lain-lain (Susilorini dkk, 2009).

Actions (login required)

View Item