Ardhiana Puspitacandri, 090515525 M
(2006)
PENGGUNAAN DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHADAPI OBYEK KECEMASAN PADA PENDERITA GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Gangguan kecemasan menyeluruh merupakan gangguan kecemasan yang ditandai dengan kekhawatiran yang kronis dan berlanjut serta mengakibatkan distress dan diikuti oleh simtom-simtom fisik seperti ketegangan otot, irritabilitas, dan gangguan tidur. Ciri utama gangguan ini adalah rasa cemas yang kronis sehingga penderita gangguan kecemasan menyeluruh akan mencemaskan secara berlebihan keadaan hidupnya. Sindrom utama gangguan kecemasan menyeluruh adalah kekhawatiran, melalui rasa khawatir penderita menghindari berbagai citra yang tidak mengenakkan seperti pascatraurna yang mencakup kematian, cedera atau penyakit. Oleh karena itu penderita menghindari obyek kecemasannya. Gangguan ini seringkali berkaitan dengan adanya stres lingkungan yang kronis. Perjalanan penyakitnya bervariasi tetapi cenderung fluktuasi dan kronis. Hasil asesmen yang dilakukan terhadap subyek, laki-laki yang berusia 34 tahun ini menunjukkan bahwa kecemasannya didapatkan dari adanya proses mengamati orang lain yaitu korban bencana tsunami yang sedang mengalami ketakutan yang besar. Dalam perspektif belajar, hal ini biasanya disebut dengan vicourius learning. Pada saat obyek kecemasan terbesar subyek adalah pantai dan hal itu mengganggu kehidupan dan pekerjaan subyek. Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka diperlukan penanganan yang dapat membantu subyek dalam menghadapi obyek kecemasannya. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menerapkan teknik in vivo desensitisasi sistematis pada penderita gangguan kecemasan menyeluruh agar dapat mengurangi kecemasannya dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi obyek kecemasan. Penerapan terapi ini dinilai paling efektif untuk membantu subyek karena subyek secara bertahap dihadapkan secara langsung dengan obyek kecemasan. Rancangan intervensi yang direncanakan terdiri dari tiga tahap dan pada tahap ketiga terdiri dari sepuluh hierarki. Intervensi belurn berakhir dan masih akan dilanjutkan karena masih menyisakan beberapa hierarki. Hasil intervensi sementara menunjukkan bahwa subyek mulai bisa menghadapi obyek kecemasannya sejauh 500 m dari pantai, berada debt dengan pantai selama 10 menit.
Actions (login required)
|
View Item |