Zain Soewardhana, 090415361 M (2006) TANGGUNGGUGAT BANK DALAM TRANSAKSI TRANSFER DANA SECARA ELEKTRONIK (ELECTRONIC FUND TRANSFER). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2008-soewardhan-6826-th2907-k.pdf Download (394kB) | Preview
	Text (HALAMAN DEPAN) gdlhub-gdl-s2-2008-soewardhan-6826-th2907-tHLM.pdf Restricted to Registered users only Download (317kB) | Request a copy
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s2-2008-soewardhan-6826-th2907-tFULL.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy
	Text (LAMPIRAN) gdlhub-gdl-s2-2008-soewardhan-6826-th2907-tLAMP.pdf Restricted to Registered users only Download (878kB) | Request a copy

Abstract

Kemajuan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi berpengaruh dalam perkembangan layanan dunia perbankan yang saat ini telah berubah kearah layanan perbankan elektronik. Transfer Dana Secara Elektronik adalah salah satu bentuk layanan perbankan yang lahir dari kemajuan teknologi informasi tersebut, layanan perbankan ini mempergunakan berbagai peralatan elektronik dalam pengoperasiannya seperti telepon, komputer, mesin ATM dan lain sebagainya. Layanan Transfer Dana Secara Elektronik ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi, karena nasabah dapat melakukan transaksi tersebut secara praktis dimanapun berada. Untuk dapat menggunakan fasilitas transfer dana ini nasabah harus mengisi formulir aplikasi yang merupakan kontrak antara nasabah dengan bank, formulir aplikasi tersebut dapat berupa formulir tertulis pada kertas atau dalam bentuk formulir elektronik pada website. Kontrak dalam transaksi Transfer Dana Secara Elektronik ditinjau dari aspek prinsip-prinsip hukum kontrak telah memenuhi rumusan yang terkandung dalam hukum kontrak, namun demikian kontrak dalam transaksi Transfer Dana Secara Elektronik memiliki karakteristik tersendiri meskipun tidak menyimpang dari ketentuan hukum kontrak yang diatur dalam Burgerlyk Wetboek (BW). Meskipun Transfer Dana Secara Elektronik merupakan layanan perbankan yang canggih, ternyata masih terdapat berbagai kelemahan yang berpotensi untuk merugikan nasabah penggunanya. Untuk itu diupayakan sejumlah bentuk pengamanan untuk transaksi ini yang salah satunya dilakukan oleh Bank Indonesia dengan meluncurkan sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Setiap nasabah mempunyai hak untuk mendapatkan keamanan saat mereka menggunakan fasilitas layanan perbankan, saat ini cukup banyak terjadi kerugian nasabah yang diakibatkan oleh kejahatan ataupun kesalahan serta kerusakan pada fasilitas layanan perbankan. Kedudukan nasabah lebih lemah bila dibandingkan dengan bank, untuk itu harus ada perlindungan yang memadai terhadap kepentingan nasabah tersebut. Untuk menggugat bank atas kerugian yang dialaminya, nasabah dapat menggunakan beberapa peratuaran hukum yang berlaku, yaitu: BW, UU No. 7/1992 jo UU No. 10/1998 dan UU No. 8/1999. sedangkan untuk alat bukti elektronik dapat menggunakan UU No. 7/1971 dan UU No. 8/1997, tetapi peraturan-peraturan tersebut temyata masih belum dapat memberikan perlindungan yang memadai bagi nasabah. Untuk itu perlu ada peraturan-peraturan baru yang lebih akomodatif untuk melindungi nasabah seperti yang telah diterapkan oleh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat contohnya.

Actions (login required)

View Item